Sekilas sejarah Jembatan Cincin Dan Asal Nama Jatinangor Sumedang

Sekilas sejarah jembatan cincin dan asal nama Kecamatan Jatinangor
Sekilas sejarah jembatan cincin dan asal nama Kecamatan Jatinangor/@rasjawa.twitter
1 Komentar

sumedangekspres – Sejarah jembatan cincin dan asal nama Jatinangor Sumedang Keberadaan Jembatan Cincin di Desa Hegarmanah di halaman belakang Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Barat.

Sejarah Jembatan Cincin

Jembatan cincin, jalur kereta mengangkut hasil bumi Budayawan Sumedang Tatang Sobana mengatakan, Jembatan Cincin memiliki panjang sekitar 40 meter dan dibangun pada 1918. Bangunan yang membentang di belakang Universitas Padjadjaran (Unpad) Kampus Jatinangor ini disebut Jembatan Cincin karena mirip separuh cincin jika dilihat dari kejauhan.

Jembatan Cincin menjadi salah satu kekayaan heritage bagi Kabupaten Sumedang. Jembatan yang dibangun pada masa Hindia-Belanda tersebut masih berdiri kokoh hingga kini.

Baca Juga:Biografi Pangeran Kornel Atau Pangeran Kusumadinata IXBiografi Pangeran Angkawijaya Atau Prabu Geusan Ulun

Dikutip dari berbagai sumber, jembatan yang berada di Cisaladah, Cikuda, Kecamatan Jatinangor ini dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) atau Perusahaan Kereta Api Negara pada tahun 1917/1918.

Rencananya, jembatan itu untuk jalur kereta api yang menghubungkan Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali.

Selain sebagai angkutan orang, jembatan untuk jalur kereta api itu utamanya untuk mengangkut hasil perkebunan di kawasan Jatinangor yang kala itu jadi penghasil teh dan karet.

Namun sayang, pembangunannya terhenti akibat persoalan keuangan di Pemerintahan Hindia-Belanda ditambah kedatangan Jepang.

Asal Nama Kecamatan Jatinangor

Menurut Tokoh masyarakat Jatinangor yang juga mantan Anggota DPRD Sumedang dari Partai Golkar periode 1999-2004 Ismet Suparmat, nama Jatinangor bisa diambil dari nama pohon jati putih yang banyak tersebar di kawasan Kiarapayung sebelum dibabat habis menjadi kawasan pendidikan.

Sedangkan nama Nangor bisa dari kata ‘Cangor’ belum masak atau ‘ngora’ (muda, red). Sehingga jika digabungkan Jatinangor berarti pohon jati muda.

Namun, menurut Ismet pula, sebetulnya tanaman keras yang mendominasi di Jatinangor itu adalah pohon karet dan teh.

Akan tetapi, mungkin sebagian kecil terdapat pohon jati. Meskipun masyarakat awam mengklaim jika semua pohon yang namanya pohon keras itu Jati.

Baca Juga:Daftar 25 Situs Yang Terendam Waduk Jati GedeSekilas Sejarah Waduk Jatigede Sumedang

Sementara itu, menurut Kasi Pemerintahan Kecamatan Jatinangor, Endang Rohmayudi mengatakan nama Jatinangor itu diambil dari kata pohon Jati, sedangkan nangor itu dari kata nangoh atau nagog atau menghadap ke bawah.

1 Komentar