sumedangekspres – Sekilas sejarah menara Loji di Jatinangor Menara Loji adalah menara lonceng dengan gaya Arsitektur Kebangkitan Gothik yang terletak di Jatinangor, Sumedang.
Dibangun pada tahun 1800-an oleh Baron Braud, tuan tanah yang memiliki perkebunan karet seluas kurang lebih 962 hektare.
Sejak kawasan perkebunan karet berubah menjadi kawasan perguruan tinggi, menara loji ini dirawat oleh Universitas Winaya Mukti (Unwim).
Baca Juga:Sekilas sejarah Jembatan Cincin Dan Asal Nama Jatinangor SumedangBiografi Pangeran Kornel Atau Pangeran Kusumadinata IX
Setelah kepemilikan tanah beralih, menara loji tersebut berada di bawah tanggung jawab Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kawasan itu pun diubah oleh pihak ITB dan dibangun Taman Loji, Pada tahun 1980-an lonceng Menara Loji ini dicuri dan hingga kini kasusnya masih belum jelas.
Sekilas sejarah menara Loji di Jatinangor Menara ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat untuk mengawasi para penyadap karet yang sedang bekerja dan juga sebagai penanda waktu bagi para penyadap karet tersebut.
Lonceng yang ada di menara tersebut selalu dibunyikan setiap pukul 05.00 sebagai tanda bagi pekerja untuk memulai pekerjaannya. Kemudian dibunyikan kembali pukul 10.00 sebagai penanda bagi pekerja untuk mengambil mangkuk yang telah terisi oleh getah karet.
Terakhir, lonceng tersebut akan dibunyikan kembali pada pukul 14.00 sebagai tanda bagi pekerja untuk pulang.
Salah satu yang unik dan menjadi daya tarik dari bangunan menjulang tinggi tersebut adalah desainnya yang kuno namun tetap unik.
Dengan corak gothic ala abad pertengahan Eropa membuat siapa pun yang mengunjunginya merasakan suasa masa lalu yang estetik.
Baca Juga:Biografi Pangeran Angkawijaya Atau Prabu Geusan UlunDaftar 25 Situs Yang Terendam Waduk Jati Gede
Namun ditahun 1980-an terjadi pencurian lonceng yang menyebabkan Menara Loji tidak dibunyikan lagi hingga saat ini. Disebutkan jika pencurian lonceng bersejarah tersebut belum ditemukan pelakunya hingga sekarang.
Untuk mengunjungi menara bersejarah tersebut, pengunjung bisa mengambil jalan menuju kawasan Bumi Perkemahan Kiara Payung, dan lokasinya tidak jauh dari perkemahan.
Selain itu, di dekat taman loji juga terdapat sebuah jembatan yang ikonik dan bersejarah bernama Jembatan Cincin.
Jembatan tersebut memiliki lengkungan ditengahnya. Dahulu sempat digunakan sebagai jalur kereta api untuk mengangkut hasil perkebunan.