sumedangekspres – Mengenal Lebih Dekat Pondok Pesantren Internasional Terpadu Asy Syifaa Wal Mahmuudiyyah Sumedang.
Pondok Pesantren Internasional Terpadu Asy Syifaa Wal Mahmuudiyyah Sumedang berlokasi di Kampung Simpang Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.
Pondok Pesantren yang dipimpin Abuya KH M Muhyiddin Abdul Qodir Al Manafi MA itu, berdiri di atas tanah seluas 2 hektar yang merupakan wakaf dari Bapak H. Munadi, ST. (Bapak H. Suwandi, ST.) dan Ibu Hj. Wiwi binti H. Oyod Samsudin.
Baca Juga:Acek Tertimbun Longsor Saat Sedang Berada di Kandang Domba, Begini KronologisnyaMau Berlibur ke Sumedang? Cek Dulu Prakiraan Cuaca Selasa 20 Desember 2022
Latar Belakang Berdirinya Pondok Pondok Pesantren Internasional Terpadu Asy Syifaa Wal Mahmuudiyyah Sumedang
Dilansir dari Buku Kegiatan Leadership Development Melalui Pesantren Kilat Bagi Para Wartawan SE Kabupaten Sumedang Tahun 2022, bahwa
Aama Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
Hanya dengan Islam, manusia bakal hidup selamat, bahagia dan mulia di dunia dan akhirat.
“Rasulullah SAW bersama para sahabat dan orang-orang yang beriman sesudahnya telah membuktikan bahwa hidup dengan cara Islam telah mampu mewujudkan pola kehidupan yang aman, damai dan sejahtera bagi ummat Islam pada khususnya dan umat manusia pada umumnya,” tulis buku itu.
Ketika itu, umat Islam benar-benar telah menjadi poros kehidupan yang menakyubkan.
Kesemuanya itu bisa terjadi karena Rolasulullah SAW bersama para Sahabat dan orang-orang yang beriman sesudahnya mampu menerapkan pola kehidupan yang diatur oleh syari’at Islam.
Bagaimana dengan umat Islam sekarang? Secara jujur tampaknya Era globalisasi yang menguat telah membawa dampak yang tidak hanya menggembirakan karena memberi sejumlah harapan, melainkan juga dampak negative yang justru memprihatinkan.
Baca Juga:Gubernur Jabar Ridwan Kamil Mendorong Perkembangan Transformasi Digital Melalui Aplikasi Jabar Super APPSMau Berlibur ke Sumedang? Cek Dulu Prakiraan Cuaca Senin 19 Desember 2022
“Pola ucap dan tingkah laku umat Islam saat ini banyak yang belum menampakkan keberhasilan internalisasi nilai-nilai Islam,” tulisnya lagi.
Hal ini harus diakui oleh siapapun yang merasa bertanggungjawab dan merasa berkewajiban untuk melakukan perubahan demi keselamatan umat Islam, khususnya dalam memenangkan persaingan global di masa depan.
Di samping internalisasi nilai dan ajaran Islam yang belum begitu menyentuh, problema sosialisasi nilai dan ajaran Islam juga menghadapi tantangan berat yang datang sebagai akibat arus globalisasi yang semakin menguat pula.