sumedangekspres – Kesenian Khas Sumedang Gamelan Koromong. Kesenian gamelan Koromong yang telah ditemukan tersebut mempunyai sejarah asal-usul yang berbeda-beda.
Keterangan dari para tokoh seni koromong kiranya bisa dijadikan sumber di dalam membuat rujukan bahwa kesenian Koromong merupakan kesenian tradisional masyarakat Sumedang, karena tidak dimiliki oleh kabupaten lain dan merupakan gamelan yang sangat langka.
Koromong merupakan salah satu seni Sunda buhun yang sampai sekarang masih dipelihara dengan baik di Desa Tarunajaya, khususnya di Dusun Cileuweung.
Baca Juga:Sekilas Sejarah Kesenian Bangreng SumedangAir Mengalir di Dinding Rumah Warga
Koromong yang ada di Dusun Cileuweung ini merupakan koromong yang sudah tua, sudah ada semenjak jaman Kerajaan Tembong Agung. Sebagaimana dicutat oleh Desa Tarunajaya, gamelan Koromong dibuat oleh Empu Pura Dangdang atas pesanan Sri Nalendra Prabu Aji Putih yang akan melamar seorang putri cantik jelita bernama Ratna Inten Nawang Wulan.
Dari dua stel gamelan Koromong, salah satunya yang disimpan di Dusun Cileuweung Desa Tarunajaya.
Gamelan Koromong di Cileuweung ini kemudian dipopulerkan oleh Embah Jangel yang hidup semasa pemerintahan Angka Wijaya (Geusan Ulun) yang memerintah Kerajaan Sumedang Larang pada tahun 1579-1601.
Embah Jangel (nama aslinya Eyang Sura Adipraja) merupakan seorang sesepuh di Dusun Cileuweung yang gagah sakti mandraguna.
Semasa hidup Embah Jangel, kesenian Koromong senantiasa ditampilkan di hari-hari besar seperti Muludan, Muharaman, acara sunatan, acara hajatan dan acara untuk menyambut tamu dari kerajaan.
Gamelan Koromong dibuat dari bahan perunggu asli. Jenis waditranya terdiri atas Bonang Besar, Bonang Panjang, Goong, Gendang dan Kecrek.
Gamelan Koromong ini disebut gamelan wangunan salawe sebab jumlah waditranya (25) wilahan, Bonang Besar 5 wilah, Bonang Panjang 17, Goong 2, Kendang induk 1, Kulanter dan Kecrek 1.
Berikut Kesenian Khas Sumedang Gamelan Koromong.