sumedang, DARMARAJA – Berada di wilayah penyangga Waduk Jatigede, masyarakat harus pandai melakukan pengolahan produk berbahan dasar ikan.
Kemauan dan kreatifitas bisa menjadi modal utama untuk memperbaiki ekonomi. Untuk memanfaatkan sumber daya alam, memang butuh keahlian.
Kreatifitas akan menuntun jalannya sendiri untuk menciptakan penghasilan. Biasanya di tangan orang-orang yang kreatif, dari sumber daya alam di sekitarnya yang dianggap oleh umum biasa saja, bisa jadi produk yang luar biasa dan punya nilai jual tinggi.
Baca Juga:Mobil Siaga, Siap Bantu WargaLakukan Pembenahan Objek Wisata, Guna Menciptakan Wisata Mumpuni
Begitupun dengan kondisi saat ini, ikan-ikan yang terdapat di Waduk Jatigede yang saat ini bernilai jual rendah bisa disulap menjadi produk yang bernilai jual cukup tinggi.
Salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Darmaraja, Sabidin menyebutkan, ikan menjadi salah satu yang dihasilkan dari Waduk Jatigede. Namun, selama ini ikan dari waduk hanya bisa dipasarkan melalui pengepul dengan harga yang relatif minim.
“Sumber penghasilan warga di penyangga Waduk Jatigede seharusnya dari ikan. Sebab, mayoritas warga dari eks wilayah genangan dan wilayah desa penyangga itu sendiri sebagian besar petani. Saat ini lahan pertanian di wilayah penyangga sudah minim. Oleh sebab itu harus ada alih propesi dari tani padi ke perajin yang memakai bahan baku ikan,” katanya kepada Sumeks, Senin (26/12).
Dia pun berharap agar pihak terkait lebih serius lagi mendorong masyarakat untuk memiliki keahlian. Bahkan, keahlian tersebut harus benar-benar disalurkan melalui pemanfaatan sumber daya alam, seperti ikan yang sekarang ini.
“Banyak ikan di Waduk Jatigede, seharusnya itu bisa kita menfaatkan menjadi sumber panghasilan warga,” jelasnya.
Dikatakan, pelatihan pengolahan ikan memang sudah dilakukan di beberapa desa penyangga yang ada di Kecamatan Darmaraja, hanya saja, sampai saat ini belum membuahkan hasil yang maksimal. Sebab, setelah beres pelatihan, tidak ada tindak lanjut dari pemerintah. Begitupun masyarakatnya yang masih harus diasah kreatifitasnya.
“Tidak ada tindak lanjut atau suport lanjutan untuk masyarakat. Nah untuk saat ini setelah masyarakat bisa mengolah ikan, mereka harus punya kegiatan yang ada korelasinya dengan kemampuan mereka,” tutupnya. (eri)