sumedangekspres – Sejarah Alat Musik Tradisional Karinding Mendengar karinding, mungkin kebanyakan orang masih cukup asing dengan salah satu alat musik tradisional ini. Karinding merupakan salah satu alat musik tradisional khas Sunda yang terbuat dari bahan bambu atau pelepah kawung.
Sejarah Alat Musik Tradisional Karinding, merupakan alat musik khas Sunda yang terbuat dari bilahan bambu kecil atau pelepah daun enau, yang dimana untuk menghasilkan bunyi dengung kita harus memanfaatkan resonator rongga mulut.
Seperti pada gambar di atas, bahwasanya karinding ini memiliki bentuk yang memanjang, dengan ukuran panjang sekitar 15 – 20 sentimeter, dengan ukuran lebar sekitar 1 – 2 sentimeter.
Baca Juga:Game Penghasil Saldo Dana Dan Paypal, Ocean CrushBiografi Prabu Tadjimalela, Raja Pertama Sumedang Larang
Siapa pencipta alat musik karinding? Sang pencipta alat musik khas Sunda ini yaitu Abah olot. Beliau merupakan pelopor kesenian karinding sekaligus melestarikannya.
Jenis-jenis karinding
Menurut penuturan pelaku kesenian karinding secara konvensional, nada atau pirigan dalam memainkan alat musik khas Sunda ini Karinding terbagi menjadi 4 jenis, yang diantarannya yaitu:
Gogondangan
Tonggeret
Iring-iringan
Rereogan
Asal muasal Karinding
Sejarah karinding sendiri bermula dengan munculnya dalam naskah-naskah kuno yang muncul di berbagai daerah di Banten dan Priangan. Hasil-hasil rekaman pertama alat musik karinding di temukan pada tahun 1893, 1920 hingga tahun 2000 an, lalu kemudian di bangkitkan kembali secara muasal melalui munculnya Karinding Attack & Giri Kerenceng.
Konon kabarnya, Karinding ini merupakan salah satu alat yang sudah lama digunakan oleh para Karuhun “Nenek Moyang” sebelum di temukannya alat musik tradisional Kecapi. Di kutip dari berbagai sumber, usia alat musik kecapi sendiri berusia lebih dari 500 tahun, sehingga karinding sudah lebih tua darinya yakni sekitar 600 tahunan.