Misteri Panggung Krapyak Kandang Menjangan Yogyakarta Yang Terkenal Angker

Panggung krapyak
(Istimewa/tangkapan layar tiktokjogjaexplore/)
0 Komentar

Sumedangekspres – Panggung Krapyak atau Kandang Menjangan menyimpan banyak cerita dan misteri. Bangunan bersejarah berbentuk ruangan menyerupai kubus itu dulunya berwana hitam, kotor dan banyak lumut. Singup. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang menyebutnya angker.

Sebelum sebagus dan seartistik ini Panggung Krapyak dulunya kumuh, kurang terawat dan angker.

Potret Panggung Krapyak Dulu

Terlihat bangunannya terlihat tua kurang terawat sebagai ciri saksi peristiwa-peristiwa bersejarah yang pernah terjadi pada masanya.

Misteri Panggung Krapyak Kandang Menjangan

Baca Juga:Bupati ‘Bongkar Rahasia’ Sukses Sumedang di Hadapan Jajaran Pemkot Tasik dan Pemkab BoyolaliPanggung Krapyak Peninggalan Sejarah Kesultanan Mataram Yogyakarta

Menurut pengakuan Abdi dalem Keraton Jogja 1970-2020 ini menceritakan pengalaman keangkeran atas bangunan itu. Salah satunya pernah mengalami saat melintas di bundaran bangunan itu, mobil yang dikendarai secara sadar terus berputar selama tiga kali tanpa berhenti. Itu terjadi sekitar tahun 1990 saat pulang dari bekerja malam hari. “Saya sadar saya berputar kok mau lihat jalan ke arah utara nggak kelihatan. Terus saya berhenti, jalan lagi akhirnya nembus sampai jalan ke utara,” ujarnya.

Dilansir dari radarjogja.jawapos.com

Tidak hanya itu, dia melihat orang tua yang dikenalinya tinggal di sekitar Panggung Krapyak seperti berjalan membungkuk menggendong seseorang pada tahun 1960-an. Saat itu masih terdapat pohon randu alas. Suatu ketika ingin menebang pohon itu, tapi tidak kunjung berhasil ditebang karena tidak bisa. “Akhirnya katanya yang menunggu di situ dipindahkan dulu oleh orang tua tadi ke Kandang Menjangan,” cerita laki-laki 70 tahun ini.

Selain itu, kakek lima cucu itu juga menyebut ada cerita aneh yang terjadi sekitar tahun 1947, masa agresi Belanda II. Pada waktu itu, rakyat bersembunyi di dalam bangunan itu karena ada kejaran tentara Belanda. Dengan alasan aman dari tembakan jika bersembunyi di Panggung Krapyak. “Konon di situ aman tidak tertembak. Ditembak dari luar oleh Belanda senapan tidak berbunyi. Sementara rakyat yang di dalam bisa menembak keluar,” katanya.

Cucunya yang saat ini kelas 1 SD belum lama juga mengalami kejadian aneh ketika melintas di Panggung Krapyak. Saat masih di TK yang tak jauh dari lokasi Kandang Menjangan, selalu melambaikan tangan layaknya ada seseorang menatapnya. “Cucu saya tiap mau berangkat sekolah TK, sampai di situ mesti dada dulu. Anak itu melihat ada orang tua duduk, terus saya tanya bilangnya di situ ada kakek-kakek,” ceritanya, menirukan kata cucunya.

0 Komentar