sumedangeskpres – Sejarah Cadas Pangeran Dari Jaman Belanda. Jalan Cadas Pangeran merupakan penghubung wilayah Bandung dengan Sumedang. Jalan ini secara geografis cenderung curam dan punya beberapa catatan sejarah sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia.
Kala proses pembuatan Cadas Pangeran, pria ini sempat berselisih paham dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Ternyata, peristiwa itu adalah salah satu latar belakang penamaan jalan ini. Salah satu tokoh yang disebutkan pernah mengiringi sejarah Cadas Pangeran adalah Pangeran Kusumadinata IX alias Pangeran Kornel (Bupati Sumedang 1791-1828).
Terungkap bahwa pada 1811 Daendels menjalankan proyek pembuatan jalan dari Anyer ke Banyuwangi. Selain itu, penamaan jalan ini juga diklaim memiliki hubungan dengan perbukitan batu cadas yang ada di sekitarnya. Lantas, apa saja sejarah yang pernah terjadi di jalan ini dan bagaimana kronologinya? Perseteruan Pangeran Kornel dan Daendels Berdasarkan buku Album Kenangan Perjuangan Siliwangi (1991, hlm. 81).
Baca Juga:Tempat Wisata Bersejarah SumedangHP Samsung A54 5G Terbaru 2023
Namun, ketika di Sumedang, jalan tersebut terpaksa musti terhalang oleh perbukitan cadas. Lantaran yang mengerjakan proyek adalah orang-orang daerah sana, maka Pangeran Kornel selaku pemimpin setempat melakukan pemantauan. Ternyata, ia merasa ada yang tak sesuai dengan harapannya terkait pembangunan jalan ini.
Pangeran Kornel merasa bahwa rakyatnya tertindas lantaran harus membangun jalan, namun hanya menggunakan alat tradisional. Pada suatu waktu, ia berniat menantang Daendels. Kala itu, Pangeran Kornel menjabat tangan kiri pria asal Belanda tersebut. Lebih dari itu, di tangan kanan Pangeran Kornel ternyata ada keris pusaka bernama Nagasastra. Ia menantang duel Daendels, namun tak diindahkan dengan berbagai alasan. Salah satunya terkait cadas yang sangat keras dan akan membawa temannya untuk meneruskan proyek.
Dengan bantuan temannya, Daendels menghancurkan gunung cadas tersebut dengan menggunakan dinamit. Terkait nasib Pangeran Kornel, ia berperang beberapa hari setelah kejadian penantangan. Nahasnya, ia dan beberapa orang Sumedang gugur kala itu.
Sejarah Cadas Pangeran Dari Jaman Belanda. Sejarah ini masih melekat di sana. Bahkan, diabadikan lewat sebuah patung. Penghadangan Pasukan Belanda Selain sejarah tersebut, riwayat Sumedang lain sebagai medan pertempuran juga pernah terjadi pasca-kemerdekaan Indonesia. Pada 1949, Kapten Somali sebagai Komandan Kompi IV Batalyon II/Tarumanegara diperintah oleh Komandan Batalyon Mayor Abdul Rakhman.