sumedangekspres – Sejarah Kerajaan Sumedang Dalam sejarah kerajaan Sunda atau Galuh disamping kekuasaan raja, juga ada suatubentuk kekuasaan keagamaan yang diakui sebagai daerah yang sangat dihormati,dan punya otoritas dalam keagamaan, yang disebut dengan kabuyutan atau ada yangmenyebut dengan kabataraan.
Ketika pusat kabuyutan sunda di karantenan gunungsawal berubah menjadi kerajaan Panjalu dibawah pimpinan Rangga Sakti, makapada saat itu seolah sudah tidak ada lagi kabuyutan atau kabataraan di lingkungankerajaan sunda Galuh.
Karena itu Prabu Suryadewata sebelum keraton Galuh dipindahkan ke Pakuan (Bogor sekarang) memerintahkan kepada Prabu Aji Putihuntuk mendirikan kabuyutan / pusat keagamaan di Tembong Agung
Baca Juga:Sejarah Kecamatan Rancakalong SumedangSejarah Kecamatan Cimanggung Sumedang
Prabu Suryadewata merupakan raja Galuh, putra dari Prabu AjigunaWisesa, seorang Raja Sunda Galuh yang berkuasa dari tahun 1333 sampai dengantahun 1340 M.
Dalam Carita parahiyangan Prabu Ajiguna Wisesa ini disebut hanya tempat meninggalnya “Nu hilang di Kidding” (Yang Hilang di Kidding).
Ajiguna Wisesa mempunyai 3 orang anak, yaitu Prabu Ragamulya Luhur Prabawa( mp. 1340-1350 M) atau terkenal dengan nama Sang Aki Kolot, ia kemudian menggantikan tahtanya di kerajaan Sunda.
Yang kedua Dewi Kiranasari merupakan anak kedua, yang menikah dengan Prabu Arya Kulon.
Dan yang ketiga PrabuSuryadewata, merupakan anak bungsu, yang kemuudian diangkat menjadi Raja(Ratu) Galuh. Mendapat perintah raja kemudian Prabu Aji Putih mendirikankabuyutan yang dinamai
Tembong Ageung.
Di Leuwi Hideung (sekarang berada dikecamatan Darmaraja) Tembong Agung berarti Kelihatan besar / luhur (tembongberarti kelihatan, sedang agung berarti besar dan luhur).
Seiring dengan perubahanzaman dan kepemimpinan, nama Kabuyutan Tembong Ageung mengalamibeberapa kali perubahan nama.
Baca Juga:Sejarah Kerajaan Sumedang Larang Sampai SekarangKisah Dan Sejarah Prabu Kiansantang
Putra dari Aji putih yang bernama Prabu Tajimalela,yang kemudian menggantikannya sebagai penguasa kabuyutan, menggantiTembong Ageung dengan nama
Himbar Buana, yang berarti menerangi alam.
Asal Usul Kerajaan Sumedang Setelah melakukan pertapaan Prabu Tajimalela, seolah mengalami pencerahan, dania
berkata:”
Insun medal insun madangan.” (artinya: Saya dilahirkan saya menerangi). Dan dari perkataan Tajimalela inilah kemudian nama Sumedang Larang diambil.
Dengan demikian kata Sumedang berasal dari kata insunmadangan yang disingkat Sumedang, yang berarti saya menerangi, dan ada jugayang menulis berasal dari kata insun medal yang mengalami perubahanpengucapan.