sumedangekspres – Dosen Program Studi Kebidanan Universitas Padjadjaran Puspa Sari, S.ST., M.Keb mengatakan bahwa remaja putri perlu memiliki kesadaran tentang risiko anemia. Dengan mencegah dan menangani anemia sejak remaja, diharapkan berbagai permasalahan akibat anemia dapat dihindari menjelang kehamilan dan persalinan kelak.
Untuk itu, Puspa menggagas aplikasi di ponsel pintar untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai anemia. Aplikasi tersebut bernama “Wanoja Anti Anemia Pinter tur Cageur” yang disingkat Wanter.
Dalam bahasa Sunda, Wanoja Anti Anemia Pinter tur Cageur berarti perempuan anti anemia yang pintar dan sehat. Selain itu, Wanter juga berarti “berani”. Sebelumnya pada tahun 2021, Puspa dan tim melakukan wawancara ke sejumlah remaja putri di 16 sekolah di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
Baca Juga:Top! BRI Satu-Satunya Perusahaan RI yang Masuk Sustainability Yearbook Member dari S&P GlobalBNI Rilis Kartu TapCash Spesial Desain NCT 127 ‘2 Baddies’
Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa pengetahuan, sikap, dan gaya hidup mereka masih kurang optimal untuk mencegah anemia. Sehingga, Wanter pun hadir untuk mengintervensi ranah tersebut.
“Karena yang namanya remaja, apalagi di zaman sekarang, mereka lebih melek teknologi dan banyak melibatkan smartphone dalam kesehariannya.” ungkap Puspa.
Aplikasi tersebut berisi berbagai materi edukasi pencegahan anemia dalam bentuk video animasi, seperti penyebab, akibat, tanda gejala, dan cara pencegahannya. Selain itu, terdapat juga materi mengenai gizi seimbang dan aktivitas fisik.
Dalam aplikasi tersebut juga terdapat fasilitas menghitung umur, indeks massa tubuh (IMT), kebutuhan kalori, dan perkiraan jadwal menstruasi yang akan datang. Aplikasi Wanter juga menyediakan layanan konsultasi mengenai anemia.
Aplikasi Wanter ini sudah diuji-coba kepada sejumlah remaja putri di 16 sekolah, baik SMA, SMK maupun MA di Kecamatan Soreang pada awal 2022. Setelah tiga bulan, terdapat peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka terhadap pencegahan anemia.
“Sebelum intervensi, kita lihat dulu melalui pre-test bagaimana asupan makan mereka, pengetahuan, sikap tentang anemia, juga praktik dalam pencegahan anemia. Setelah itu, kita intervensi selama tiga bulan dengan melakukan post-test. Alhamdulillah, setelah diintervensi menggunakan Wanter, ternyata pengetahuan dan sikap mereka meningkat, termasuk asupan nutrisinya,” ungkap Puspa.