Menurut Mitos Ribuan batu berbentuk limas hasil proses alam itu tersusun rapi seperti memagari tiap teras dan tertata di setiap pelataran, mengindikasikan susunan itu hasil cipta manusia. Warga setempat percaya puncak tertinggi Gunung Padang adalah tempat semadi Prabu Siliwangi (1482- 1521).
Tak sedikit orang menyepi di sana pada malam hari. Sayangnya, beberapa berusaha membawa pulang batu dari sana karena mitos pula terpaksa batu ukuran sepelukan orang dewasa setinggi kira-kira 50 sentimeter dipindahkan ke satu-satunya warung di tepi situs.
Batu itu sudah beberapa kali mengambil korban kaki pengunjung batuan yang tersusun rapi seperti membentuk pagar menandakan ada campur tangan manusia menata batu-batu bentukan alam itu. Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, lebih mirip sebagai tempat melakukan ritual pemujaan daripada permukiman.
Baca Juga:Aplikasi Penghasil Uang Game Online Terbukti MembayarAplikasi Penghasil Uang Dengan Investasi
Secara ilmiah, Gunung Padang masih dalam penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri, untuk mengungkap kebudayaan apa yang membentuk Gunung Padang. Tidak terdapat peninggalan lain di sekitar lokasi yang dapat menjadi petunjuk, misalnya, bekas tempat tinggal atau makam.
Gunung Padang sendiri lebih terlihat sebagai tempat melakukan ritual daripada tempat tinggal.
Entah dari mana isu ‘piramida’ itu datang dan sejak kapan munculnya lalu oleh siapa pertama kali diperluas tidak ada yang tahu pasti. Tapi yang pasti, jika dilihat dari jauh, terutama
dari bukit-bukit atau pegunungan di sekitar Gunung Padang dan dari angle tertentu, tubuh bukit Gunung Padang memiliki bentuk yang mirip piramida. Bagian bawahnya yang berbentuk persegi dan semakin ke atas semakin mengerucut lalu menyatu di satu titik di bagian puncak.
Namun sekali lagi, puncak bukti Gunung Padang tidak seperti ‘puncak’ piramida seperti di Mesir yang berpuncak ‘lancip’. Puncak bukit Gunung Padang justru tidak lancip, melainkan sebuah dataran dengan luas sekitar 1 hektar.