Teknik Manipulasi Psikologis : Anda Mungkin Menjadi Korbannya

Teknik Manipulasi Psikologis yang perlu diwaspadai.
Teknik Manipulasi Psikologis yang perlu diwaspadai. Sumber : Pexels
0 Komentar

sumedangekspres – Manipulasi psikologis adalah jenis pengaruh sosial yang bertujuan untuk mengubah perilaku atau persepsi orang lain melalui taktik kasar, menipu, atau licik. Taktik ini dilakukan dengan cara mengedepankan kepentingan si manipulator, melalui metode eksploitatif.

Manipulasi psikologis dapat terjadi pada siapa saja dalam semua jenis hubungan. Dari teman dan hubungan asmara hingga hubungan orang tua dan keluarga. Bahkan, rekan kerja dan atasan Anda mungkin memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang manipulatif.

Manipulasi psikologis terkadang bisa begitu halus dan efektif. Manipulasi jenis ini bisa membuat Anda mempertanyakan persepsi Anda tentang situasi, daripada memikirkan tindakan atau motif orang lain.

Baca Juga:Sosiopat Sering Berhasil dalam Lingkungan Kompetitif, Apa Alasannya?Tips Mengatasi Batuk Dengan Cara Alami

Secara umum, ada banyak jenis orang manipulatif meliputi sosiopat , narsisis, pembohong atau yang disebut vampir psikologis. Dan mendeteksi mereka lebih merupakan masalah praktis daripada teoretis. Oleh karena itu, jika Anda pernah menjadi korbannya, akan lebih mudah bagi Anda untuk mengantisipasinya dengan mengenali tanda-tanda sebagai berikut :

1. Menghapus kemauan Anda

Orang manipulatif berusaha untuk menabur keraguan, agar Anda tetap berada di bawah “perlindungan” si manipulator.

2. Menghancurkan Harga Diri Anda

Singkirkan semua yang Anda lakukan atau telah lakukan. Mereka tidak berusaha untuk memberikan kritik yang membangun, mereka hanya mencoba untuk menyoroti cacat dan kekurangan dalam diri Anda.

3. Balas Dendam Pasif-Agresif

Mereka menghukum Anda dengan mengabaikan Anda. Saat Anda membutuhkannya, mereka mendorong Anda ke samping. Bahkan, jika Anda menanyakan sesuatu kepada mereka, mereka mungkin tidak berbicara kepada Anda.

4. Menyalahartikan Kenyataan

Mereka senang membuat bingung orang lain, dan menciptakan argumen kesalahpahaman antara orang lain. Setelah menimbulkan perselisihan, mereka tetap berada di pinggir lapangan, bersenang-senang melihat orang lain berdebat. ***

0 Komentar