sumedangekspres – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia dan wadah pemikir kebijakan iklim dan komunikasi Yayasan Indonesia Cerah (CERAH) baru baru ini merilis hasil survei nasional yang menyoroti meningkatnya kekhawatiran krisis iklim di kalangan anak usia 17-35 tahun.
Para responden, diambil dari sampel yang mewakili lebih dari 80 juta populasi di seluruh provinsi. Pemerintah juga termasuk aktor yang paling bertanggung jawab dalam mendorong aksi iklim dan sejauh ini peran partai politik sangat kecil untuk berperan dalam mengatasi masalah iklim.
Akibat krisis iklim ini, sebagai negara yang sangat bergantung pada tanaman pangan dalam negeri seperti beras dan kopi, ini akan berakibat menurunkan hasil panen dan mengancam ketahanan pangan.
Baca Juga:Menkes: Daripada Beli Rokok, Mending Beli Telur Untuk AnakY2mate MP3 : Tempat Download Lagu Tik Tok
Penurunan produksi beras nasional pada tahun 2100 diperkirakan mencapai 8 juta ton, setara dengan kebutuhan beras untuk 42 juta jiwa.
Akibatnya, nilai ekonomi dari komoditas beras nasional juga akan ikut menurun sampai Rp 56,45 triliun pada periode tahun 2081-2100.
Menurut laporan BRIN dan instansi terkait mengatakan bahwa pada tahun 2050 nanti, mungkin tidak bisa minum kopi lokal, khususnya arabika.
Antara tahun 2021-2050, produksi kopi lokal robusta berpotensi turun hingga 68%, dan arabika hingga 100%.
Krisis iklim mengakibatkan suhu udara semakin panas dan pola hujan yang ekstrim menyempitnya areal tanam yang cocok untuk kopi, sehingga produksi kopi Indonesia mengalami penurunan.
Kondisi ini diperparah dengan kemungkinan badai El Nino dan La Nina yang juga dapat menurunkan produksi kopi di Indonesia hingga 80%.
Indonesia berpotensi menjadi negara yang paling menderita kerugian akibat krisis iklim karena mengancam sektor ekonomi utama Indonesia mulai dari pertanian, infrastruktur, pariwisata, dan tenaga kerja.
Baca Juga:Sekarang Honda Beat Makin Gaul! Karena Ada…Cara Mendapatkan Uang dari Internet Tanpa Modal!
Indonesia adalah negara tropis, sehingga sangat rentan terhadap panas dan kelembapan ekstrem yang akan berdampak pada kesehatan manusia, ketahanan infrastruktur, dan produktivitas tenaga kerja.