Menurut Wagub Ruzhanul Ulum, teknologi bila dimanfaatkan dengan baik, maka akan mendatangkan kemaslahatan.
Namun sebaliknya kemudaratan juga dapat ditimbulkan tergantung niat penggunanya.
“Maka menihilkan kemudaratan memang sulit, tapi setidaknya kita meminimalkan itu,” ungkap Uu Ruzhanul.
Ia ingin kaum muda di Jabar tidak banyak yang terlibat dalam peredaran hoaks atau berita bohong, apalagi untuk kalangan santri.
Baca Juga:Sasaeng Mendatangi Tempat Gym Saat Jungkook Live Streaming di WeverseLE SSERAFIM Berhasil Menginjak Million Seller Perdananya lewat Mini Album “ANTIFRAGILE”
“Bohong itu haram, maka dibentengi dengan ilmu yang dipelajari di pesantren dan dilengkapi dengan pengetahuan yang sekarang diberikan oleh Pemda Jabar di hari ini,” ucap Uu.
“Harapannya, ada efek domino sehingga hoaks di Jabar bisa diminimalisir, apalagi sejalan dengan tahun politik,” tambahnya.
“Ini juga ikhtiar agar tidak terjadi perpecahan, gontok-gontokan yang salah satunya disulut berita hoaks,” ujar Uu.
Ketua JSH Alfianto Yustinova menuturkan, Kejar Tabbayun merupakan upaya Pemda Provinsi Jabar dengan memberikan pelatihan kepada santri di Jabar untuk dapat menyaring informasi hingga menangkal hoaks.
“Kita lakukan edukasi literasi digital dan kampanye anti hoaks, apalagi di tahun politik 2024, di mana adik-adik yang mungkin nanti akan jadi pemilih pemula,” ucap Alfianto.
Harapannya, para santri akan paham ciri-ciri, dampak hingga mampu mengatasi peredaran hoaks di media sosial maupun aplikasi percakapan.
Menurut Alfianto, para santri akan mendapat materi dari tim JSH dan narasumber lainnya.
Baca Juga:Aksi Hero Karyawan Alfamart Melawan Perampok Seorang DiriRemaja Jepang Dilaporkan Hampir Membunuh Gurunya dan Diduga Sudah Memutilasi Kucing
Diharapkan para santri kemudian dapat menyebarkan pengetahuan dan kemampuan cek fakta yang didapatnya hari ini kepada teman dan lingkungannya.