sumedangekspres – Viral ! Petilasan Prabu Siliwangi Sumur 7 Di Cibulan Kuningan ramai dikunjungi pengunjung yang berwisata, maupun penziarah yang mengambil 7 air dari tujuh sumber mata air.
Ada sensasi baru lho… Air Sumur Tujuh objek wisata cibulan kuningan, terdapat tujuh mata air di objek wisata cibulan lokasinya di Desa Maniskidul , Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan.
Obyek wisata ini sudah ada sejak tahun 1850, tempat ini menjadi habitat tertua ikan dewa. Nama cibulan berasal dari kata cai katimbulan yang berarti air yang timbul.
Baca Juga:Skin Gahar, Ini Akun FF Sultan Gratis Google Hari Ini No Tipu 2023Promo Top Up Higgs Domino Pulsa Telkomsel 3000 Dapat 200m
Cai katimbulan merupakan tempat hilangnya Putri Buyut Manis yang akan dijodohkan dengan putra Buyut Talaga yang kemudian menghilang di tempat ini karena ketidaksetujuan kepada Putra Buyut Talaga.
Konon, mata air ini merupakan peninggalan Prabu Siliwangi, raja kerajaan Pajajaran. Tempat petilasan Prabu Siliwangi ini berada di dalam area kolam renang Cibulan.
Di area kolam juga terdapat mitos tentang adanya kepiting emas ( kepiting yang berkulit warna emas ), yang tidak bisa dilihat oleh sembarang orang. Tetapi bagi orang tertentu yang melihatnya, maka cita citanya akan terkabul.
inilah tujuh nama nama sumur keramat :
- Mata Air Kajayaan
- Mata Air Keselamatan
- Mata Air Pangabulan
- Mata Air kamulyaan
- Mata Air Cisadane ( cita-cita )
- Mata Air Cirancana
- Mata Air Kamudahan
Di sumur tujuh pengunjung akan di antar oleh pemandu. Pada sumur pertama sampai ketujuh. disana juga bisa cuci muka, meminum, wudhu bahkan mengambil air untuk dibawa ke rumah.
Disana juga terdapat Ikan Dewa (ikan keramat) yang berada di kolam renang cibulan. Konon juga, ikan dewa sendiri diyakini sebagai titisan dari raja Pajajaran yaitu Prabu Siliwangi Ikan dewa ini sangat jinak dan tidak bau amis.
Menurut cerita yang berkembang di kalangan Masyarakat Desa Maniskidul dan masyarakat Kuningan pada umumnya, ikan dewa yang ada di kolam Cibulan ini konon dahulunya adalah prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Singkat cerita, prajurit-prajurit pembangkang tersebut kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi sehingga menjadi ikan.