Kekurangan
Harga mahal tetapi Anda tidak memiliki keterampilan off-road yang murni
Poin ini adalah puncak dari Mazda CX-9. Dibanderol Rp 849,9 juta, Mazda CX-9 bak MPV yang berkedok SUV. Sistem penggerak AWD tidak cocok untuk kendaraan off-road.
Tentunya kondisi ini berbeda dengan SUV 7-seater merek Eropa yang sistem AWD-nya tetap bisa digunakan off-road meski tidak berat.
Sebenarnya harganya juga berbeda, tapi tujuan Mazda jelas jika CX-9 ditujukan untuk SUV Eropa.
Baca Juga:Tottenham Hotspur Pecat Conte Secara Paksa !!!Hasil Rekap Pertandingan Sepak Bola Kualifikasi Euro 2024
Toh Mazda bisa mengikuti jejak Nissan X-Trail dengan menggunakan sistem AWD yang bisa digunakan off-road.
Karena ruang batas kepala dengan atap mobil sangat rendah apalagi jika anda sekalian yang memiliki tubuh tinggi 178cm atau lebih udah gabakalan bisa nyaman deh.
Kenyamanan baris ketiga agak terganggu karena tidak ada AC. Ketika harga sudah melebihi setengah miliar rupiah, kipas angin harus disediakan untuk penumpang di barisan belakang.
Tak hanya itu, penumpang baris ketiga juga merasa tidak nyaman dan merasa sedikit sempit dari segi ruang kaki. Padahal, Mazda merancang seri ketiganya untuk anak-anak.
Visibilitas yang Kurang
Aerodinamika mobil ini juga diperhatikan dengan baik, terbukti dengan penggunaan spion aerodinamis. Sayangnya, desain CX-9 memiliki efek visibilitas yang buruk.
Kemudian CX-9 berdimensi besar tidak dibekali kamera 360 derajat yang sangat jernih.
Ketiadaan fitur tersebut membuat mobil ini sulit dikendarai di tengah kemacetan dan sempitnya tempat parkir ibu kota.
Baca Juga:5 Rekomendasi Shockbreaker Motor Matic Terbaik.Rekap Pertandingan Bulu Tangkis Swiss Open 2023
Dengan itu membuat mobil tidak gampang terjual dan susah laris karena kurang nya kamera 360 sehingga menyusahkan si pengemudi.
Mazda CX-9, PT. Eurokars Motor Indonesia (EMI) menawarkan berbagai fasilitas aftermarket untuk Mazda CX-9, antara lain:
Mazda menawarkan garansi 3 tahun atau bebas perawatan 100.000 km, mana yang lebih dulu.
Mazda juga akan mengganti komponen pabrikan yang rusak dalam penggunaan dan servis normal, serta suku cadang yang rusak karena kesalahan pemilik.