Berbeda dengan dahulu, saat sebelum direvitalisasi, yang terkesan kumuh, becek saat musim hujan dan banyak ditumbuhi rumput liar.
“Apalagi dengan ada pagar pembatas, masyarakat pun segan untuk berkunjung ke alun-alun,” ungkapnya.
Sebagai kawula muda, tentunya Farel juga acap kali menghabiskan akhir pekan di Alun-alun Sumedang, untuk sekedar nongkrong bersama teman-temannya, sambil menonton pertunjukan musik.
“Ini sangat menghibur karena bisa mengusir kepenatan setelah seminggu bekerja,” katanya.
Baca Juga:Bulan Puasa, Jangan Ada SOTRTahun Ini, Baznas Sumedang Dapat Dua Kado Terindah
Hal senada diungkapkan pengunjung lainnya, Nuning Nurtina (22). Dia mengaku hampir setiap hari menyempatkan diri untuk mampir ke Alun-alun Sumedang, hanya untuk sekedar nongkrong bersama temannya.
“Alun-alun Sumedang sekarang lebih bagus, lebih keren, enak untuk nongkrong dan ngobrol,” katanya.
Dengan konsep terbuka atau tanpa pagar, menurutnya Alun-alun Sumedang menjadi terkesan lebih ramah dan masyarakat tak sungkan untuk mengunjunginya.
“Tak ada pagar, jadi bagus dan leluasa,” terangnya.
Dia berharap dinas terkait bisa menambah lagi pepohonan, untuk menambah sejuk di sekitar Alun-alun Sumedang.
“Mungkin pepohonan harus ditambah lagi biar lebih sejuk,” kata Nuning yang asli warga Situraja itu menuturkan. (red)