وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kita melalui Rasul-Nya agar amal yang kita itu dibangun dengan fondasi keikhlasan yang tinggi. Karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai amal-amal tersebut, bukan pelaku amal itu yang menilai atas amal yang telah dilakukan itu. Bila sudah mendapat ridha Allah maka kita semakin dekat kepada-Nya.
Orang-orang mukmin yang lain pun akan melihat dan akan memberikan apresiasi terhadap kebaikan yang dilahirkan.Sebagaimana diketahui, kaum Muslimin akan menjadi saksi di hadapan Allah pada hari kiamat mengenai iman dan amalan dari sesama kaum Muslimin. Dan persaksian yang didasarkan atas penglihatan mata kepala sendiri adalah lebih kuat dan lebih dapat dipercaya.
Perlu kita renungi bahwa keridhaan Allah tidak akan pernah ada kalau keikhlasan dalam setiap amal kita tidak ada. Maka mari sama-sama kita membangun diri kita masing-masing, membangun keluarga kita, membangun masyarakat kita dan membangun negeri ini dengan semangat keikhlasan, janganlah kita mendasari segala amal kita pada materi semata-semata, sehingga tidak ada materi tidak jalan amal kita.
Baca Juga:Review Spesifikasi Toyota Corolla AltisReview Spesifikasi Toyota VellFire
Keikhlasan yang kita usahakan sangatlah berarti untuk kehidupan kita hari ini dan kehidupan anak cucu kita hari esok. Aceh dulu dibangun dengan keikhlasan para syuhada, para ulama, para umara beserta masyarakatnya.
Aceh menjadi daerah modal untuk RI juga atas dasar keikhlasan yang dimiliki oleh masyarakat pada masa lalu yang saling bahu membahu untuk membangun negeri ini. Maka semestinyalah kita memotivasi diri untuk menumbuhkan semangat keikhlasan dalam diri kita.
Selain modal, Aceh kini dikenal juga dengan daerah model dalam merehab dan merekon pascatsunami, yang kini sudah genap 10 tahun. Baik rehab fisik maupun rehab mental.