sumedangekspres – Dikabarkan Samsung akan mengganti Google Search sebagai default untuk layanan mesin pecarian menjadi Microsoft Bing.
Hal tersebut dilakukan sebab sebagai salah satu faktornya adlaah karena Microsoft Bing kini sudah menyematkan layanan chatbot yang telah disokong oleh ChatGPT yang merupakan keluaran OpenAI.
Kabar tersebut tentu akan membuat Google merasa terancam, karena jika kabar tersebut benar makan Google akan kehilangan pendapatan tahunannya.
Baca Juga:Mudik Lebaran 2023, Ridwan Kamil Minta Masyarakat Maksimalkan Akses yang AdaMudik Lebaran 2023 Diprediksi Meningkat! Ridwan Kamil Imbau Pemudik Lewat Jalur Selatan
Yaitu sejumlah US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 44 triliun selama bekerja sama dengan Samsung. Microsot Bing selama menjadi mesin pencari telah bertahan di tengah dominasi Google yang populer.
Dan kini popularitas nya akan terancam dengan kabarnya Microsoft Bing yang akan menggantikannya di Hp Samsung.
Dengan adanya AI, kini Microsft Bing telah menjadi ancaman bagi bisnis Google Seacrh yang sudah berdiri selama 25 tahun tersebut.
Sebagai respons, Google telah mempercepat pengembangan teknologi AI merka sen diri dengan tujuan untuk menawarkan pengalaman mesin pencari yang lebih personal dan modern.
Meskipun chatbot Google sendiri, Bard, belum mencapai tingkat ChatGPT dalam hal kecerdasan buatan.
Google terus berusaha untuk memodernisasi pengalaman pengguna di mesin pencarinya yang bernilai $162 miliar pada tahun 2022.
Dalam perlombaan mesin pencari berorientasi AI yang berkembang pesat ini, Google tampaknya mengalami tekanan dari sejumlah pesaing kuat, termasuk Bing dengan ChatGPT-nya yang baru.
Baca Juga:Prihatin Soal OTT KPK Yana Mulyana, Ridwan Kamil Pastikan Pelayanan Pemkot Bandung Tetap BerjalanPasca Yana Mulyana Kena OTT KPK, Ridwan Kamil Sebut Ema Sumarna Plh. Wali Kota Bandung
Namun waktu akan memberi tahu apakah Google akan unggul dalam perlombaan ini, atau akan tertinggal dari pesaingnya.
Meskipun demikian, kekhawatiran tentang kekuatan monopoli Google di pasar mesin pencari terus mengemuka, dengan beberapa pihak yang menyarankan bahwa hal itu dapat merugikan konsumen.
Dalam situasi ini, persaingan yang sehat dan adil akan memberikan manfaat bagi konsumen dengan menawarkan lebih banyak pilihan dan pengalaman pencarian yang lebih personal.
Walaupun begitu, berita buruk bagi Google ini kabarnya telah mendorong perusahaan untuk mengembangkan dan menambahkan lebih banyak fitur AI pada layanan pencariannya.