Pembangunan Kereta Api Jatinangor Jaman Kolonial Belanda

Pembangunan Kereta Api Jatinangor
Pembangunan Kereta Api Jatinangor
0 Komentar

sumedangekspres – Pembangunan Kereta Api Jatinangor Pada masa Kolonial, jalur ini sebenarnya menuju Cirebon, namun karena kondisi alam kawasan Cadas pangeran yang memiliki jurang yang sangat dalam, jalur tersebut tidak dapat dibangun sebelum Cirebon, sehingga jalur tersebut hanya dibangun di stasiun Tanjungsari.

Pembangunan Kereta Api Jatinangor Dahulu jalur ini tidak hanya digunakan untuk mengangkut penumpang tetapi juga untuk mengangkut barang, namun pada masa pendudukan Jepang di Indonesia jalur ini dibongkar untuk diangkut ke Lebak Bayah untuk dibangun rel kereta api untuk mengangkut batu bara.

Selain itu, kita masih bisa melihat sisa-sisa jalur ini sebagai Jembatan Cikuda atau penduduk setempat menyebutnya Jembatan Lingkar di kawasan Universitas Padjadjaran di Jatinangor.

Baca Juga:Sejarah11 Maret Apa Itu SupersemarSejarah Islam Masuk Di Indonesia

Ada jalur cabang menuju Jatinangor yang berbelok ke utara (sekarang menjadi Jalur Babakan Nanjung) yang menembus Jalan Raya Rancaekek-Majalaya.

Kemudian sampai di sebuah jalan kecil yang sekarang bernama Jl. Bojongpulus Lalu jalur keretanya melintasi Jalan Raya Bandung-Garut mengitari kawasan Bojongloa, lalu sampai di sebelah gudang ABC.

Penduduk setempat dulu menyebutnya begitu karena kebetulan gudang salah satu sirup dan kecap terkenal), lalu datang ke Jl. Cipeundeuy.

Babakan Nanjung Jl. Bojongpulus, sisa-sisa rel kereta api masih bisa dilihat berupa jalur lurus. Memasuki Jl. Sisa-sisa KA Cipeundeuy mulai menghilang, bahkan di Jl. Dari Cipeundeuy hingga Jatinangor, sisa-sisa rel kereta api hampir tidak terlihat karena telah diubah menjadi pemukiman, persawahan, ladang bahkan hanya semak belukar.

Kemudian, sekitar 50 meter sebelah timur kampus Ikopin saat ini, terdapat jalan layang (jalan raya dan jembatan rel) yang merupakan persimpangan jalur kereta api Rancaekek-Jatinangor dan jalan raya Bandung-Sumedang.

Dalam hal ini, saya sayangnya harus tidak setuju dengan Kang Asep_0907 (sumber), yang mengatakan bahwa jembatan ini tidak ada sebelumnya, itu hanya perlintasan kereta api biasa.

Dari hasil pengamatan langsung di lapangan terlihat adanya bekas-bekas jembatan buatan Belanda dengan ciri khas bentuk melengkung, ditambah beton yang dibuat oleh bangsa Indonesia saat ini.

0 Komentar