sumedangekspres – Simak sekilas Sejarah DKI Jakarta yang harus kamu tahu apalagi jika kamu berdomisili di Ibukota Indonesia ini.
Pemukiman pertama di Jakarta didirikan di muara Sungai Ciliwung, mungkin sejak abad ke-5 Masehi. Namun, sejarah resmi kota ini dimulai pada tahun 1527 ketika Sultan Banten mengalahkan Portugis di sana dan menaklukan Tempat tersebut. Jayakerta (Minggu.”Benteng Besar”).
Belanda di bawah Jan Pieterszoon Coen menaklukkan dan menghancurkan kota itu pada tahun 1619, setelah itu ibu kota Hindia Belanda dibangun di lokasi tersebut – sebuah kota bertembok bernama Batavia.
Baca Juga:4 Lowongan Kerja Langsung Diterima di Jakarta 202315 Peluang Usaha di Kabupaten Sumedang 2023 Bisa Bikin Kamu Kaya
Sejarah kolonial kota dapat dibagi menjadi tiga periode penting. Yang pertama adalah Perusahaan Hindia Timur Belanda, ketika sebagian besar aktivitas kota terkonsentrasi di benteng dan gudang perusahaan.
Saat itu kota ini terlihat seperti kota khas Belanda dengan kanal-kanal. Periode kedua dimulai pada awal 1800-an ketika kota berkembang ke daerah yang lebih tinggi dan lebih sehat di selatan, yang menjadi pusat pemerintahan kolonial baru.
Periode singkat pemerintahan Inggris selama Perang Napoleon, yang berakhir pada tahun 1815, menyela periode kedua. Pada periode ketiga, yang berlangsung sekitar tahun 1920-an hingga 1941, kota ini dimodernisasi.
Era kolonial berakhir ketika pasukan Jepang menduduki Indonesia selama Perang Dunia II. Setelah perang kota ini sempat diduduki Sekutu dan kemudian dikembalikan ke Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang dan lagi setelah kaum nasionalis Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, kota ini berganti nama menjadi Jakarta.
Nama Belanda Batavia tetap menjadi nama yang diakui secara internasional sampai kemerdekaan penuh Indonesia tercapai dan Jakarta secara resmi diproklamirkan sebagai ibu kota negara (dan namanya sekarang diakui) pada tanggal 27 Desember 1949.
Jakarta telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sejak Indonesia merdeka. Selama tahun 1950-an kota ini memulai transformasinya, ketika Presiden Sukarno mendukung proyek-proyek konstruksi berskala besar.