sumedangekspres – Wagub Jabar ditugaskan jadi pemimpin haji. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendapat tugas menjadi amirul hajj atau pemimpin jamaah haji asal Jawa Barat pada pelaksanaan ibadah haji tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi.
“Saya ditugaskan Pak Gubernur menjadi amirul hajj,” kata Uu di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (2/5/2023).
Ia menuturkan bahwa Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil berpesan kepadanya untuk berkomunikasi intensif dengan jamaah haji selama menjalankan tugas sebagai amirul hajj di Tanah Suci.
Baca Juga:Wagub Jabar: Siswa Penentu Kemajuan BangsaWagub Jabar Berikan Penghargaan Siswa dan Guru Berprestasi
“Beberapa kali menyampaikan kepada saya, ‘Pak Uu tolong sapa mereka, tolong datangin mereka, kalau bisa dari kamar ke kamar, kalau bisa komunikasi dengan intensif dengan mereka, sampaikan salam dari Pak Gubernur’,” katanya mengutip pesan dari Gubernur.
Selain itu, menurut dia, Gubernur Jawa Barat juga meminta jamaah haji berdoa untuk kemajuan Jawa Barat.
“Minta doa untuk kemajuan Jawa Barat, termasuk minta doa kepada jamaah haji untuk mendoakan Pak Emil (Ridwan Kamil) menjadi pemimpin nasional,” kata dia.
Selaku pemimpin jamaah haji, Wagub Jabar ditugaskan jadi pemimpin haji mengimbau warga Muslim yang dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji tahun ini mempersiapkan kondisi fisik dan mental.
“Saya berharap kepada para jamaah haji yang awal sekarang berangkat ataupun yang kedua, ketiga, yang pertama siapkan mental.
Yang Kedua siapkan fisik, karena ibadah haji adalah ibadah fi’li kalau bahasa fiqih, bukan ibadah qauliah,” kata dia.
“Karena kalau terganggu mental itu akan berakibat kepada fisik. Di saat berangkat, tolong putuskan seluruh masalah-masalah yang membuat mental kita terbebani,” ia menambahkan.
Baca Juga:Wagub Jabar Apresiasi Program Merdeka BelajarRidwan Kamil Tunjuk Bernardus Sebagai Kepala BP Rebana, Ini Tugasnya!
Ia mengemukakan bahwa kondisi mental yang kurang baik dapat mengganggu kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah.
“Kalau mental terbebani terkadang ibadah tidak khusyuk, lagi tawaf mengingat di rumah, lagi sa’i mengingat di rumah, apalagi di saat kita di Muzdalifah, di saat di tenda, kemudian kita ngeriung (ngumpul) dan yang lainnya, hanya berdoa dan berzikir, kalau kita tidak siapkan mental ingat ke situ ke sana tidak khusyuk,” katanya.