Yellow Bean
Kirain mbok pijet udah nggak laku Mba @LusyAnggraini Kalo sampai ada nomor antrian seperti di kampung Mba Lusy berarti masih exist ya. Kalo di kampung saya juga sudah dua jalur antara pijat sertifikat/spa dan mbok pijet. Kalo anak saya pake tangan ibunya sendiri hehe
Lusy Anggraini
Bu YB.. Spa sepertinya untuk kalangan menengah keatas atau juga ibu muda milenial sambil spam story sosmed. Kalau kalangan menengah kebawah masih pakai jasa mbok pijet hehe, seperti di kampung saya mbok pijet/dukun bayi masih ramai bahkan sampai ada nomor urut untuk antri
Yellow Bean
Assalamu’alaikum Semangat berakhir pekan untuk semua jama’ah CHD. Spa yang dulu di tangani mbok pijet, sekarang di pegang sarjana. Dengan lisensi formal bahkan bisa dibentuk Persero. Management modern. Dunia bergerak ke arah yang lebih baik dan lebih meyakinkan. Terimakasih inspirasi pagi nya Abah.
Lusy Anggraini
Baca Juga:10 Cara Efektif Meningkatkan Penjualan Produk Online10 Tips Sukses Berbisnis di Era Digital
Topik hari ini cocok sekali dengan maraknya pembunuhan anak yang dilakukan orang tua kandung sendiri, berbagai macam alasan yang ujung-ujungnya “demi kebaikan anak”. Bahkan ada yang membuat skenario “digondol Wewe gombel” dengan melakukan pencarian dibantu polisi hingga berbagai ritualpun dilakukan. Alhasil Wewe gembelnya ternyata ayah kandung sendiri. Ayah emosi karena bayinya rewel dan terus menangis hingga kepikiran untuk membekap sampai tidak bernyawa lali dimasukkan kedalam kantong kresek kemudian dimasukkan jok motor untuk dibuang ke sungai.. Hellooowwww pak itu anakmu bukan tikus 🙁 Dulu pernah dengar ada program harus punya sertifikat pra-nikah, sebelum nikah harus mengikuti pelatihan dan pembekalan agar siap mental untuk menjalani rumah tangga, sehingga kejadian pembunuhan anak karena emosi sesaat tidak terjadi. Entah program itu sudah ketilep beriringan dengan pandemi covid-19. Salam sehat semua.. #IAI AL-KHOZINY SIDOARJO
Leong Putu
Penyebab bayi menangis katanyi, ada tiga : lapar, tidak nyaman dan emosi. Saya yakin @Otong S tau akar dari tiga masalah ini. Dan saya sepakat dengan itu. Akar masalahnya cuma satu : Monopoli. “Ahhhh….bukan…bukan monopoli macam import beras atau daging sapi”. Ini prihal monopoli seorang Ayah. Saat bayi lahir, ayah kembali ingin menguasai semuanya : susu dan daging. Oleh sebab itu bayi jadi emosi karena lapar dan kurang pelukan. Wkwkwkwk…lah wong semua sudah kembali dimonopoli bapaknya… Kalau Azza dan Isna, saya yakin seyakin yakinnya tidak mengalami ketiga – tiganya. Lapar, tidak nyaman dan emosi. Anda tahu kenapa ? Karena Bapaknya ndak doyan susu dan daging. Doyanannya kertas.