sumedangekspres – Sejarah Kampung Tajur Purwakarta di Desa Panggrahan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta merupakan wisata edukasi yang mengedepankan kearifan lokal.
Bermalam di rumah penduduk setempat dan menikmati suasana alam desa yang asri akan membuat setiap orang betah berada di sana.
Saat Anda datang ke desa ini, suasana desa sangat kentara. Puluhan rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu menghiasi desa dengan susunan yang rapi.
Baca Juga:Sejarah Plered Purwakarta Awal Berdiri Hingga SekarangSejarah Sri Baduga Purwakarta
Deretan rumah tampak damai di bawah dinginnya udara di kaki Gunung Burangrang. Jauh sebelum menjadi tujuan wisata, Kampung Tajur sudah ada puluhan tahun.
Sejarah Kampung Tajur Purwakarta Panitera Drama di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta Agus Koswara, berdasarkan cerita Kampung Tajur sekitar tahun 1830.
Saat itu ada rumah yang disebut Kampung Patrol, Sukamanah dan Sukamanggu.
Namun setelah itu, kedua desa tersebut dievakuasi dan kemudian dipindahkan ke sini sebagai Kampung Tajur.
“Itu Desa Tajur saat nenek Pandita datang ke sini untuk menyebarkan Islam,” .
Kampung Tajur telah berubah dari waktu ke waktu, terutama setelah Dedi Mulyadi membukanya sebagai tujuan wisata pada tahun 2004. Salah satu perubahan tersebut adalah pengecatan rumah dengan warna yang seragam. Sejak itu, semakin banyak wisatawan yang datang.
Sudah di tahun 2017, perwakilan dari 24 negara datang untuk merasakan suasana kehidupan di Kampung Tajur.
Baca Juga:Sejarah Kota Purwakarta Sampai SekarangSejarah Situ Buleud Purwakarta
“Tahun 2004, pemerintah membantu perbaikan rumah dan pengecatan seragam yang hitam putih, membuat rumah panggung,” kata Agus. Saat ini Kampung Tajur menjadi salah satu destinasi unggulan desa wisata di Kabupaten Purwakarta yang mampu menarik perhatian wisatawan.
Selain bercocok tanam, ini merupakan sumber mata pencaharian tambahan bagi penduduk setempat.