Benarkah Potong Kuku Hari Rabu Jika Punya Penyakit Gak Bakal Sembuh? Simak Penjelasannya Disini!

Potong kuku hari rabu
Sumber: Pinterest
0 Komentar

Ternyata masing-masing hari itu memiliki kelebihan untuk potong kuku, bukan marabahaya seperti penyampaian sang ustadz.

Tapi tahan dulu. Apakah hadits ini bisa dijadikan pijakan? Mari kita simak penjelasan Imam Syaukani tentang hadits ini:

هُوَ مَوْضُوعٌ، فِي إِسْنَادِهِ: وَضَّاعَانِ وَمَجَاهِيلُ فَقَبَّحَ اللَّهُ الْكَذَّابِينَ وَقَبَّحَ أَلْفَاظَهُمُ السَّاقِطَةَ وَكَلِمَاتِهِمُ الرَّكِيكَةَ.

قَالَ السَّخَاوِيُّ فِي الْمَقَاصِدِ: لَمْ يَثْبُتْ فِي كَيْفِيَّةِ قَصِّ الأَظْفَارِ وَلا فِي تَعْيِينِ يَوْمٍ لَهُ شَيْءٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ وَمَا يَعْزَى مِنَ النُّظُمِ فِيهَا لِعَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فباطل (الفوائد المجموعة للشوكاني ص 197(

“Hadits ini maudhu’ (palsu). Dalam sanadnya ada dua orang pemalsu hadits dan orang-orang yang majhul (tidak dikenal). Semoga Allah burukkan para pembohong itu dan diburukkan juga lafaz (redaksi) mereka yang sangat rendah dan pilihan kalimatnya yang sangat lemah.”

Baca Juga:Jalur, Tarif, dan Jadwal Halte Busway Lebak Bulus – Harmoni TerbaruYuk Liat Baju Biru Cocok dengan Celana Warna Apa untuk Pria

Jadi, kapan dianjurkan memotong kuku? Mari simak penjelasan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berikut ini :

ولم يثبت أيضا في استحباب قص الظفر يوم الخميس حديث وقد أخرجه جعفر المستغفري بسند مجهول ورويناه في مسلسلات التيمي من طريقه وأقرب ما وقفت عليه في ذلك ما أخرجه البيهقي من مرسل أبي جعفر الباقر قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يستحب أن يأخذ من أظفاره وشاربه يوم الجمعة وله شاهد موصول عن أبي هريرة لكن سنده ضعيف أخرجه البيهقي أيضا في الشعب وسئل أحمد عنه فقال يسن في يوم الجمعة قبل الزوال وعنه يوم الخميس وعنه يتخير وهذا هو المعتمد أنه يستحب كيف ما احتاج إليه (فتح الباري 10/346(

“Tidak ada hadits yang dapat diterima tentang kesunnahan memotong kuku di hari Kamis. Ja’far al-Mustaghfiri memang meriwayatkannya dengan sanad yang majhul dan kami juga meriwayatkannya dalam Musalsalat at-Taimiy dari jalurnya.

Hadits yang agak dekat yang pernah saya temukan adalah hadits yang diriwayatkan Imam al-Baihaqi dari mursal Ja’far al-Baqir, ia berkata: “Rasulullah Saw menganjurkan memotong kuku dan kumis di hari Jumat.”

Hadits ini punya syahid (pendukung) yang maushul dari Abu Hurairah, tapi sanadnya lemah. Ini diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman.

Imam Ahmad ditanya tentang ini. Ia menjawab: “Disunnahkan di hari Jumat sebelum matahari tergelincir.”

Tapi ada juga riwayat dari beliau, disunnahkan di hari Kamis. Ada juga riwayat lainnya dari beliau, hal ini sifatnya bebas (pilihan). Inilah pendapat yang mu’tamad (terpercaya); memotong kuku disunnahkan kapan diperlukan.”

Ada baiknya ketika kita mendengar sebuah penyampaian yang terasa agak ‘lain’ dan kurang diterima oleh nurani kita, sebaiknya tanyakan langsung pada si penyampai: “Mohon maaf Ustadz, apakah ada dalil untuk itu?” Kita bertanya bukan untuk menguji. Bukan juga merasa sok mengerti dalil. Kita bertanya karena kita ingin yakin dan hati kita tenang bahwa apa yang disampaikan sang ustadz memiliki dasar yang kuat dan layak untuk diamalkan.

Bertanya tidak berarti menantang. Sebagaimana diam pun tidak berarti tunduk.

0 Komentar