sumedangekspres – Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi, destinasi wisata yang ramai setelah pengoperasian Tol Cisumdawu.
Belakangan ini Taman Sari Gua Sunyaragi mengalami kenaikan traffic atau kunjungan dari wisatawan setelah pengoperasian Tol Cisumdawu.
Jika melihat dari struktur bangunannya, orang yang memiliki rasa penasaran yang tinggi akan mempertanyakan sebenarnya Taman Sari Gua Sunyaragi ini dulunya apa?
Baca Juga:Ke Taman Sari Gua Sunyaragi Via Tol Cisumdawu, Warga Bandung, Subang dan Sumedang Bisa Sampe ke Cirebon Sambil NgedipBerwisata ke Negeri Dongeng Dekat Pintu Tol Cisumdawu Cileunyi : Jans Park Jatinangor Sumedang
Sejarah dari Taman Sari Gua Sunyaragi akan sangat memuaskan rasa penasaran Bro Sis semuanya.
Berbicara tentang sebuah peninggalan, bangunan tua, barang antik pasti akan sangat sarat dengan makna dan kisah yang terkandung di dalamnya.
Gua Sunyaragi atau Taman Sari Sunyaragi adalah suatu situs bersejarah di Kota Cirebon yang digunakan oleh para sultan pada masa lalu untuk bermeditasi dan merencanakan strategi perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Menurut buku Purwaka Caruban Nagari yang ditulis oleh Pangeran Kararangen atau Pangeran Arya Carbon pada tahun 1720, nama Sunyaragi berasal dari kata “Sunya” yang berarti “sepi” dan “Ragi” yang berarti “Raga” versi Carub Nagari.
Dalam arti tersebut, Gua Sunyaragi merupakan tempat di mana para raja meditasi, menenangkan diri, atau mengendalikan raga mereka.
Sejarah pendirian Gua Sunyaragi mencatat bahwa gua tersebut didirikan pada tahun 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen, yang merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati.
Gua ini ditujukan untuk para pembesar dan prajurit keraton di Cirebon guna meningkatkan ilmu kanuragan dan memperdalam teknik berperang.
Baca Juga:Pertumbuhan Ekonomi Jabar Tertinggi di Pulau Jawa, Dampak Baik Tol CisumdawuMenajemen Keuangan Pemdaprov Jabar Jadi Percontohan Nasional
Jika diperhatikan, bangunan di area seluas 15 hektar ini merupakan perpaduan gaya arsitektur Indonesia pada zaman kerajaan dengan beberapa ornamen yang mencerminkan pengaruh Islam, Hindu, dan Tiongkok sebagai bangsa-bangsa pendatang yang pernah lama menetap dalam menjalankan kegiatan perdagangan.
Selain itu, tempat ini pernah digunakan sebagai lokasi pembuatan senjata oleh prajurit Kerajaan Cirebon untuk melawan penjajah Belanda. Terdapat ruangan khusus dengan teknologi ventilasi dan kedap suara yang disebut Gua Pandekemasan.