Mahkota ini dibawa ke Sumedang Larang dan diserahkan kepada raja sumedang larang, Prabu Geusan Ulun dengan harapan dapat menggantikan dan melanjutkan keberadaan dan kejayaan kerajaan Sunda. sejak itu mahkota ini menjadi benda pusaka Sumedang Larang .
Sejak pemerintahan Bupati Pangeran Suria Kusumah Adinata atau Pangeran Sugih (1937-1946) mahkota tersebut dipakai untuk hiasan kepala pengantin keluarga trah leluhur Sumedang.
Mahkota Binokasih dan siger emas menjadi daya tarik pengunjung yang datang ke Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang. Mahkota yang mempunyai nama lengkap Makuta Binokasih Sanghyang Pake ini merupakan salah satu simbol dan peninggalan Kerajaan Pajajaran (Sunda).
Baca Juga:Segera Merapat, Top Up ML di Situs Paling Murah Ini Auto Untung, Bayar Dikit Menang BanyakRidwan Kamil Apresiasi Kinerja ADPMET Perjuangkan Bagi Hasil yang Lebih Berkeadilan
Hingga kini, mahkota tersebut masuk dalam Pusaka Leluhur Sumedang dan menjadi peninggalan Prabu Geusan Ulun tahun 1578 sampai 1601.
Tersimpan di gedung pusaka kompleks Museum Prabu Geusan Ulun dalam lemari kaca segi delapan dengan pengamanan super ekstra. Ini dilakukan, karena mahkota tersebut merupakan mahkota asli raja Pajajaran akhir sebelum runtuh.
Terbuat dari emas menjadikan mahkota ini sangat spesial. Tidak heran jika pengunjung yang datang ke Museum Prabu Geusan Ulun lebih tertarik melihat koleksi mahakarya ini, mereka pun mau berlama-lama di gedung ini.
Demikian pembahasan mengenai Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang dekat pintu tol Cisumdawu yang cocok untuk dijadikan tempat untuk Museum Date bersama ayang.***