Selain itu, lanjut motivator kawakan itu, kemampuan manusia untuk memberikan dukungan emosional dan moral dalam situasi yang kompleks dan sulit seringkali melibatkan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan dan pengalaman manusia. Ini mencakup aspek-aspek seperti kasih sayang, empati terhadap kehilangan, rasa sakit, harapan, dan keinginan yang lebih dalam. Meskipun teknologi mungkin dapat memberikan bantuan dalam beberapa hal, kehadiran fisik, perhatian, dan kehadiran emosional manusia masih sangat berharga dan tak tergantikan.
“Pada akhirnya, meskipun teknologi terus berkembang, kemampuan manusia untuk merasakan empati dan memberikan dukungan emosional dalam banyak konteks tetap menjadi hal yang unik dan penting. Walaupun teknologi mungkin dapat membantu memperluas kapasitas kita dalam hal ini, tetaplah penting untuk menghargai dan mengembangkan kemampuan empati dan hubungan manusiawi kita,” ujarnya Dr Aqua Dwipayana.
69 Juta Pekerjaan Baru
Di sisi lain, Dr Atalia Praratya yang mengutip data World Economic Forum 2023, di tahun 2027 menguraikan akan ada 69 juta pekerjaan baru, namun menghilangkan 83 juta posisi. Itu artinya 14 juta pekerjaan, atau setara dengan 2% pekerjaan saat ini akan hilang.
Baca Juga:Kelola Dana Amanat, BPJS Kesehatan Gelontorkan Klaim 113,47 TriliunParah, Dikit-dikit Main Bacok, Kepala Orang Disamain Dengan Batok Kelapa
Terkait itu diperlukan daya adaptasi untuk bisa bertahan dalam situasi demikian. Maka, kita harus tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru tentang Artificial Intelligence (AI). “Ini akan membantu kita memahami potensi manfaat dan risiko AI, dan bagaimana pengaruhnya terhadap industri atau pekerjaan kita,” ucap Dr Atalia Ridwan Kamil.
Kemudian, mengembangkan keterampilan baru. AI membuat beberapa pekerjaan menjadi otomatis, oleh karenanya perlu ada keterampilan baru untuk mengoperasikan pekerjaan tersebut, seperti analisis data, pemrograman, atau teknik mesin
“Yang juga penting adalah berkolaborasi. AI adalah bidang kompleks yang membutuhkan kolaborasi antara para ahli di berbagai bidang. Etis dalam menggunakan AI karena AI berpotensi digunakan untuk tujuan baik maupun buruk. Penting untuk memastikan bahwa
AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab, serta tidak merugikan orang lain,” jelas perempuan cerdas tersebut.
Terakhir adalah membangun regulasi. AI semakin sering digunakan, maka dari itu perlu ada kebutuhan regulasi untuk memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab.