Doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu juga menegaskan bahwa bekerja dalam tim yang kompak akan membuat seseorang semakin meyakini bahwa tugas setiap manusia adalah selalu bersyukur dan berbagi kepada sesama. Mensyukuri karena dapat berkontribusi secara nyata kepada timnya soal Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana: Jangan Sepelekan Komunikasi di Bisnis Perhotelan.
Tim yang efektif menurut Dr Aqua Dwipayana mendorong setiap anggotanya untuk menjadi komplemen atau pelengkap bagi yang lainnya, sehingga tercipta irama kerja yang kompak dan harmonis. Dengan begitu seluruh targetnya bakal tercapai bahkan bisa melebihi.
“Kita bisa saja menjadi pribadi yang hebat dengan bekerja sendirian, tetapi kerja secara tim akan membuat diri kita sadar bahwa kita juga manusia yang membutuhkan pertolongan orang lain. Mari saling melengkapi kekurangan sehingga tercipta kerja sama yang jujur dan hebat dalam sebuah tim,” kata pembicara laris ini.
Baca Juga:Ridwan Kamil Resmikan Apartemen Transit, Biaya Sewa Hanya Rp 250 Ribu Per BulanDr Aqua Dwipayana: Kembangkan Terus Jiwa Empati Sebagai Pembeda Utama Manusia dengan Mesin Teknologi
Tiga Kelemahan Utama
Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan tiga kelemahan utama yang terjadi di unit “fontliner” atau garda depan perusahaan. Tiga kelemahan itu terjadi karena mereka yang bertugas di bagian depan terjebak rutinitas, sehingga sering bekerja tanpa roh. Jadi aktivitasnya seperti robot yang setiap hari rutin melayani konsumen.
Menurut kesimpulan Dr Aqua Dwipayana, tiga kelemahan mendasar tersebut umumnya terjadi di banyak perusahaan di Indonesia termasuk di perhotelan. Hal itu merugikan mereka dan terutama perusahaan tempatnya bekerja. “Tentu saja, hal ini harus menjadi perhatian seluruh pimpinan di perusahaan agar tidak kalah bersaing dengan kompetitornya. Apalagi di era persaingan bisnis yang makin ketat saat ini,” tegas Dr Aqua Dwipayana.
Kelemahan pertama jelas pria yang tinggal di Bogor, Jawa Barat ini adalah lemah pengetahuan tentang perusahaan atau korporasi. Bahkan ada pegawai yang tidak tahu nama direksinya.
“Saya pernah punya pengalaman di salah satu perusahaan besar di Indonesia. Ketika saya tanya kepada seorang karyawannya tentang nama pegawai di perusahaan itu, dia mengatakan tidak tahu. Bahkan dengan yakinnya menegaskan kepada saya bahwa nama tersebut tidak ada di perusahaan tempatnya bekerja. Padahal nama yang saya sebutkan adalah orang pertama yang menjabat direktur utama di korporasi itu,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.