“Bagaimanapun, kejadian itu menimbulkan ketegangan dan kecaman dari masyarakat setempat, serta mempengaruhi citra universitas di mata publik. Permohonan maaf tentu menjadi keniscayaan sebagai konsekuensi atas kesalahan dan kekhilafan dari sivitas akademika. Mahasiswa adalah representasi dari kampus, sehingga wajar dilakukan permohonan maaf,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Sekretaris UNP Erianjoni mengatakan, pihaknya sudah meminta maaf kepada masyarakat sekitar di Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.
Selain itu, UNP juga berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait sistem pengawasan dan pembinaan mahasiswa KKN. Mereka akan mengkaji kembali prosedur seleksi dan pelatihan mahasiswa KKN serta memperkuat pemantauan dan pendampingan selama kegiatan berlangsung. Langkah ini diambil untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang dan untuk menjaga hubungan yang baik antara universitas dan masyarakat.
Baca Juga:Rezeki dan Berkah Kehadiran Dr Aqua Dwipayana di Rumah Makan Bidadari 2Ridwan Kamil Banyak Cetuskan Program Pro Pesantren, Tak Gentar Ladeni Gugatan Panji Gumilang
Mengokohkan Nilai budaya Minangkabau
Dalam pandangan Dr Aqua Dwipayana, peristiwa ini harus dijadikan momentum untuk mengokohkan dan menghidupkan nilai-nilai budaya Minangkabau pada kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman dan penghormatan terhadap adat istiadat, kesenian, dan nilai-nilai luhur Minangkabau, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghargai.
“Kejadian ini juga harus menjadi momentum bagi seluruh masyarakat Minangkabau untuk merefleksikan dan memperkuat kearifan lokal mereka dalam menghadapi tantangan zaman modern. Memperkuat pendidikan dan pemahaman tentang nilai-nilai budaya setempat, baik di kalangan masyarakat maupun mahasiswa, akan membantu menjaga keberlanjutan dan kebermaknaan warisan budaya yang dimiliki,” ucap Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini.
Mantan wartawan di banyak media nasional ini kemudian menguraikan nilai-nilai budaya Minangkabau yang kaya dan memiliki banyak aspek, termasuk kearifan lokal yang tercermin dalam berbagai hal. Nilai-nilai harus dapat ditransfer dan dipahami dengan baik oleh generasi terkini sehingga mereka tidak kehilangan akar kulturalnya.
Nilai-nilai itu antara lain Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Prinsip ini menggambarkan pentingnya kearifan lokal yang berbasis pada agama dan kitab suci. Masyarakat Minangkabau menjadikan ajaran agama Islam sebagai landasan utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yang tercermin dalam sistem hukum adat (adat basandi syarak) yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam (syarak basandi kitabullah).