sumedangekspres – Bahasa Sunda : Bahasa di Jawa Barat Dengan Beragam Keunikannya.
Bahasa Sunda adalah salah satu dari sekian banyak bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Sebagai bahasa Ibu, Sunda menduduki peringkat kedua sebagai bahasa dengan jumlah penutur terbanyak setelah bahasa Jawa, dengan jumlah sekitar 42 juta orang.
Penggunaan bahasa Sunda tidak hanya terbatas di wilayah Jawa Barat, tetapi juga banyak digunakan di daerah lain seperti Banten, beberapa bagian barat Jawa Tengah, dan sejumlah kawasan di Jakarta.
Baca Juga:Melihat Keistimewaan dari Desa Nelayan dan Kebiasaan Nelayan di Pesisir Pantai Sumedang IndahMenikmati Keindahan dan Pesona Benteng Bekas Belanda di Sumedang
Masyarakat yang berada di Pulau Jawa bagian Barat, terutama di Jawa Barat, menggunakan Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa ini juga menyebar di beberapa wilayah Indonesia lainnya, seperti di Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi Utara.
Dibalik Bahasa Sunda terdapat keunikannya tersendiri, beberapa di antaranya bahkan sulit ditemui dalam bahasa-bahasa lain.
Yuk, mari kita cek beberapa keunikan Bahasa Sunda!
1. Banyak kata penambah yang sulit diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
Orang Sunda seringkali menambahkan kata-kata unik pada kalimatnya. Kata-kata penambah ini seperti “atuh,” “meuni,” “da,” “mah,” “teh,” “euy,” dan “tea.”
Beberapa di antaranya sulit diterjemahkan bahkan setelah disatukan dalam satu kalimat. Misalnya, “Da abdi teh teu kitu atuh!” yang artinya “Ya, aku tidak begitu.”
2. Undak-usuk Basa
Bagi mereka yang bersekolah di Jawa Barat, istilah ini pasti tidak asing.
Undak-usuk Basa merujuk pada tingkat tutur atau tatakrama berbahasa yang bergantung pada tingkat keakraban dengan lawan bicara.
Baca Juga:5 Alat Musik Tradisional Asal Jawa Barat Yang Masih Digunakan Hingga Saat IniMengenal Lebih Dalam Tentang Kesenian Tari Jaipong Asal Jawa Barat
Contohnya, kata “makan” dalam Bahasa Sunda memiliki tiga variasi, yaitu “neda” untuk diri sendiri, “tuang” untuk menyatakan kepada orang lain, dan “dahar” untuk menggunakan pada teman akrab.
Bahkan ada varian “nyatu” yang digunakan untuk menyebut hewan.
3. Berbagai dialek
Bahasa Sunda memiliki enam ragam dialek yang terbagi di enam wilayah menurut para ahli bahasa.
Namun, terdapat perbedaan signifikan di beberapa daerah. Dialek di wilayah Baduy/Banten lebih kasar, di Cirebon-Kuningan-Brebes terdapat tingkat kasar hingga sedang, sementara wilayah asli seperti Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Bandung, dan wilayah Sunda lainnya memiliki dialek yang lebih luwes.