Kedua adalah sikap “empathy” (empati). Semua anggota polisi dan TNI harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain. Ini juga penting buat para komandan kepada seluruh anggotanya.
“Upayakan bisa merasakan yang dialami orang lain. Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka,” tutur Dr Aqua Dwipayana.
Ketiga, tambah pria yang hobi berteman ini adalah Audible atau dapat dimengerti yaitu semua yang disampaikan dengan mudah dipahami seluruh orang meski latar belakang termasuk pendidikannya berbeda-beda.
Baca Juga:Dr Aqua Dwipayana: Bijak Bermedia Sosial Langkah Penting Menjaga Harmoni Sosial di Era DigitalRezeki dan Berkah Kehadiran Dr Aqua Dwipayana di Rumah Makan Bidadari 2
Untuk melengkapi itu, lanjut pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 23 Januari 1970 ini maka perlu yang keempat yakni Clarity atau penyampaiannya menggunakan kalimat terbuka dan sederhana. Terakhir adalah Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. REACH akan sangat berarti jika dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya.
Pelatihan Pengamanan Pemilu
Menurut Dr Aqua Dwipayana menjelang pelaksanaan pesta demokrasi di Tanah Air pada 2024 kepada anggota Polri dan TNI perlu diberikan pelatihan dan pendidikan untuk pengamanan pemilu. Kegiatan ini meliputi aspek hukum terkait pemilu, etika dan profesionalisme dalam tugas-tugas pemilu, serta taktik dan strategi saat penanganan situasi-situasi khusus ketika pemilu berlangsung.
Kemudian lanjut Dr Aqua Dwipayana, memberikan pengetahuan tentang proses pemilu. Anggota Polri dan TNI harus mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang proses pemilu, termasuk peraturan dan tata cara pelaksanaan pemilu. Mereka perlu mengetahui tahapan-tahapan pemilu, tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta potensi masalah dan tantangan yang mungkin terjadi selama pemilu.
Selanjutnya ujar Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini adalah penanganan konflik dan keamanan. Anggota Polri dan TNI perlu dilatih dalam penanganan konflik dan pemeliharaan keamanan selama masa kampanye dan pemilu berlangsung. Mereka harus mampu mengidentifikasi potensi ancaman dan risiko keamanan, serta dapat merespon secara cepat dan tepat jika terjadi gangguan keamanan.
Berikutnya kata Dr Aqua Dwipayana, anggota Polri dan TNI harus menjalin kerjasama yang erat dengan instansi terkait lainnya, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Koordinasi yang baik antarinstansi dapat memastikan kelancaran proses pemilu dan penanganan masalah yang mungkin muncul.