Mitos Legenda Gunung Tampomas: Kisah Cinta Rengganis dan Pesona Keindahan Puncak Tinggi di Sumedang

Mitos Legenda Gunung Tampomas: Kisah Cinta Rengganis dan Pesona Keindahan Puncak Tinggi di Sumedang
Mitos Legenda Gunung Tampomas: Kisah Cinta Rengganis dan Pesona Keindahan Puncak Tinggi di Sumedang
0 Komentar

sumedangekspres – Gunung Tampomas merupakan salah satu gunung berapi di wilayah Sumedang. Konon, ada sebuah legenda yang mengatakan gunung ini adalah bekas tempat peristirahatan seorang putri cantik bernama Rengganis.

Rengganis adalah putri Prabu Prabu Siliwangi, tokoh legendaris Kerajaan Pajajaran. Ceritanya tentang cinta tak berbalas Rengganis dengan pangeran yang dicintainya,

hingga akhirnya memilih hidup menyendiri di puncak gunung. Legenda ini merupakan salah satu yang menghiasi keindahan alam Gunung Tampomas.

Baca Juga:Kontribusi Seniman dan Budayawan dalam Masyarakat SumedangPemberdayaan Ekonomi Lokal: Produk UMKM Sudah Ada di Plaza Asia Lho!

Legenda Gunung Tampomas Sumedang Dahulu kala, di daerah Sumedang Jawa Barat, hiduplah sebuah kerajaan bernama Sumedang Larang.

Kerajaan yang berada di kaki Gunung Gede ini diperintah oleh seorang yang adil dan bijaksana, agar seluruh penduduknya hidup tenteram, aman, dan sejahtera.

Suasana damai ini tiba-tiba berubah menjadi ganas pada suatu hari ketika Gunung Gede diguncang gempa yang kuat.

Semua orang terkejut dan berlari tanpa tujuan. Mereka tidak menyangka gunung yang sedang “tidur” akhirnya “bangun”. Gunung Gede segera menunjukkan tanda-tanda akan meletus, dengan meletusnya lahar panas.

Legenda Gunung Tampomas Kerajaan Sumedang yang juga mendapat pertanda dari Gunung Gede mengkhawatirkan keselamatan rakyatnya.

Bingung harus berbuat apa, raja kemudian memutuskan untuk merenungkan petunjuk Yang Mahakuasa. Raja memerintahkan perdana menterinya untuk mengarahkan aparat pemerintah saat bertapa di ruang suci khusus.

Saat bertapa, sang raja mendengar suara gaib yang menyuruhnya untuk melemparkan keris emas dari Kerajaan Sumedang Larang ke kawah Gede.

Baca Juga:Eksplorasi Kawasan Hutan Cagar Alam di Sumedang, Gunung CakrabuanaPesona Kolam Renang Alami dan Curug di Sumedang

Begitu belati berada di kawah, gunung itu akan berhenti berbicara dan semua orang akan bisa hidup seperti semula.

Singkat cerita, raja menjalankan perintah tersebut, meski perjalanan menuju kawah itu sulit dan berbahaya.

Sesampainya di puncak, raja melemparkan keris emas warisan nenek moyangnya ke dalam kawah. Setelah Keris jatuh, lahar di kawah perlahan surut seperti sihir, lalu mengendap dan membeku.

Pembekuan lahar di Kawah Gede setelah warga setempat mengubur keris emas dianggap sebagai peristiwa luar biasa.

Dan sejak saat itu, nama gunung tersebut berubah menjadi Tampoma, karena kawah tersebut mendapat keris emas.

0 Komentar