Mengadopsi praktik ramah lingkungan dan berkelanjutan akan menghasilkan hasil yang baik dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Mengingat tantangan global terkait perubahan iklim dan keberlanjutan, kearifan lokal ini dapat menjadi contoh inspirasi bagi daerah lain.
Dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan dalam pelestarian dan pengembangan kearifan lokal akan
Baca Juga:Kearifan Lokal dalam Pengobatan Tradisional di SumedangPotensi dan Upaya Pengembangan Ekowisata: Waduk Jatigede Masih Menjadi Pilihan
semakin meningkatkan peran pertanian tembakau sebagai sumber pendapatan berkelanjutan bagi masyarakat Sumedang dan sekitarnya.
Tembakau merupakan komoditas yang sangat penting dan mudah dijual.
Sumedang sendiri sudah menjadi petani tembakau sejak zaman Hindia Belanda.
Tidak kurang dari 25 dari 27 kecamatan di Kabupaten Sumedang memiliki perkebunan tembakau dan ada tiga Kabupaten Sumedang yang resmi.
Direktur DPC Asosiasi Produsen Tembakau Indonesia (APTI) Sumedang Otong mengatakan, rokok Sumedang sendiri sudah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia dengan penjualan yang baik.
“Tembakau khas Sumedang adalah tembakau Mole. Penjualan sangat bagus dan kami sangat menjaga kualitas tembakau,” kata Otong.
Setiap hektar budidaya tembakau di Sumedang bisa menghasilkan rata-rata 1,2 ton tembakau.
“Di Sumedang ada sekitar 2524 hektare dan semuanya sudah berproduksi. Apalagi ada sekitar 220 kelompok tani,” tambah Otong.
Produk rokok Sumedang sendiri telah menjadi produsen salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia.
Baca Juga:Mitos Legenda Gunung Tampomas: Kisah Cinta Rengganis dan Pesona Keindahan Puncak Tinggi di SumedangKontribusi Seniman dan Budayawan dalam Masyarakat Sumedang
Selain itu, tembakau khas Sumedang memiliki ciri khas yang sangat khas. Apalagi irisannya sangat tipis sehingga berbeda dengan rokok dari daerah lain. (Kg)