Batara Karang Atau Sering disebut Jenglot Itu Apa?

Batara Karang Atau Sering disebut Jenglot Itu Apa?
Batara Karang Atau Sering disebut Jenglot Itu Apa? (Shoope)
0 Komentar

sumedangekspres – Sering disebut Jenglot, berdasarkan penelitian, sihir karang merupakan salah satu jenis sihir gaib tingkat tinggi pada masyarakat Jawa dan Sunda yang konon dapat memberikan kekebalan dan kekuatan kepada pemiliknya.

Dipercaya bahwa pemilik sakti koral dapat melelehkan atau melelehkan lawannya dengan sekali sentuh.

Sering disebut Jenglot, menurut sahibul hikayat, nama Karang konon berasal dari tempat yang jauh dari Tasikmalaya, pusat atau asal muasal ilmu kanuragan ini.

Baca Juga:Cara Mendapatkan Batara Karang Apakah Benar Bikir Orang Kaya?Dampak Bahaya Ilmu Batara Karang!

Sebelum kedatangan Islam, diyakini bahwa tempat bernama Karang Nunggal diperintah oleh Batara Karang. Batara Karang mahir dalam ilmu hitam dan dikatakan telah melawan Syekh Abdul Muhyi, yang diutus untuk mengubah Batara Karang menjadi Islam.

Dalam pertempuran ini, Batara Karang kalah dan menerima Islam. Hingga saat ini, khususnya di masyarakat Pasundan, ilmu Batara Karang dianggap oleh banyak orang sebagai ilmu kanuragan, atau ilmu super maju.

Konon dengan menggunakan ajian ini, pemilik dari ujung kepala sampai ujung kaki kebal terhadap senjata apapun, baik itu senjata tajam, pistol, dll.

Ada kalanya penulis sendiri menyaksikan dan merasakan keganjilan di luar penalaran ilmiah Batara Karang, melalui media berupa boneka-boneka yang tampak menyeramkan dan hidup.

Mengapa tidak. Boneka itu kecil (seukuran ibu jari pria dewasa dan panjangnya sekitar satu inci), memiliki rambut panjang, dan gigi bengkok, sedangkan matanya, seperti yang dijelaskan pemiliknya, adalah mata untuk fungsi Musuh, harus membidik atau Anda akan melakukannya menjadi buta. Publik.

Ketika penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang misteri Batara Karang, pemilik meminta penulis untuk menjaga boneka yang juga dikenal dengan nama jenglot tersebut. Tidak panas, dengan empat teman kami berbaris dan berpegangan tangan.

Kemudian teman keempat penulis, penjaga boneka mistik, dan yang terakhir berdiri, memotong rambutnya dengan pisau cukur.

Baca Juga:Desa Karangraharja Raih Juara 1 Hari Kesatuan Gerak PKK Tingkat Jawa BaratSumedang Menjadi Destinasi Wisata Andalan dengan Inisiatif Ramah Lingkungan: #SumedangHijau

Apa yang telah terjadi? Ternyata rambutnya tidak dipotong sama sekali. Padahal pisau cukurnya baru dibuka dan cukup tajam.

0 Komentar