sumedangekspres – Kegiatan kreatif dalam pengelolaan sampah organik di Sumedang.
Ulasan ini diambil dari laman sumedangkab.go.id.
Pemkab Sumedang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) mencoba mengembangkan teknik pengolahan sampah di organik dengan menggunakan daur ulang maggot bio soldier fly (BSF) atau lalat tentara hitam.
Pengelola pengolahan sampah organik di Dusun Ciburial Desa Licin, Agus Sambas Irawan menuturkan setiap hari sekitar 1 ton sampah organik bisa diurai dengan metode biokonversi BFS.
Saat ini sampah organik didapat dari pasar, supermarket, maupun mall.
“Sampah dibawa dari pasar, dimasukan ke reaktor, dikasih maggot, nantinya akan jadi pupuk padat dan pupuk cair, prosesnya selama 40 hari,” kata Agus, saat pelatihan pengolahan sampah organik dengan model biokonversi bio soldier fly (BSF), di Dusun Ciburial Desa Licin Kecamatan Cimalaka, Rabu, 25 November 2020 lalu.
Baca Juga:Sangat Semangat! Inilah Keterlibatan Masyarakat dalam Kampanye Lingkungan Bersih di SumedangGak Nyangka! Ternyata Sumedang Punya Potensi Destinasi Wisata Alam Secantik Ini untuk Hiking dan Trekking
Agus menjelaskan, maggot BSF adalah larva dari jenis lalat tentara besar berwarna hitam, dimana dalam proses siklus pertumbuhannya membutuhkan sampah ini makanannya.
Bahan makanan tersebut yakni sampah organik, biasanya dari limbah dapur, seperti sisa sayuran dan buah-buahan.
“Nah, sampah organik ini menjadi pakan buat maggot-maggot,” kata Agus.
Kegiatan kreatif tersebut dapat membantu mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.