sumedangekspres – Kembangkan Energi Panas Bumi di Gunung Tampomas, Sumber Daya Alam Sumedang Seolah Tak Memiliki Batas.
Pada tahun 2020 yang lalu, pemerintah merencanakan untuk melakukan pengeboran pada salah satu Sumber Daya Alam di wilayah kerja panas bumi (WKP) di Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat.
Wilayah tersebut memiliki potensi panas bumi yang memenuhi syarat untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Baca Juga:Wisata Danau Buatan di Cisoka Eco Green, Naik Perahu di Sana Seperti Luna dan Farel Dalam Film HeartApartemen Ayam : Inovasi Teknologi Peternakan di Sumedang
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Harris, menyatakan bahwa pembangunan PLTP Tampomas adalah bagian dari upaya percepatan pengembangan proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Lokasi eksplorasi panas bumi di Gunung Tampomas dipilih berdasarkan rangking yang telah ditetapkan oleh Badan Geologi dan atas permohonan Bupati Sumedang kepada Menteri ESDM.
Hasil studi Badan Geologi menunjukkan bahwa wilayah Gunung Tampomas memiliki sumber daya panas bumi sebesar 100 megawatt (MW) dengan rencana pengembangan sebesar 55 MW.
Tujuan dari program eksplorasi panas bumi adalah meningkatkan kualitas sumber daya panas bumi untuk mengurangi risiko kegagalan bagi para pengembang.
Pemanfaatan panas bumi diharapkan dapat menyumbang kapasitas terpasang sebesar 7.241,5 MW pada tahun 2025.
Program ini juga dapat menyerap banyak tenaga kerja, mencapai hingga 400 orang per unitnya, mulai dari proses pembukaan lahan, eksplorasi, hingga eksploitasi dan pengembangan.
Sekilas Tentang Energi Panas Bumi
Energi panas bumi adalah sumber energi panas yang terdapat di dalam air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang tidak dapat dipisahkan secara genetik dalam suatu sistem panas bumi.
Baca Juga:Warga Jabar Pasti Tahu, 6 Upacara Adat di Jawa Barat: Tujuan dan Cara PelaksanaanMirip Cangkul Garpu, Ini Dia Gacok Senjata Tradisional Khas Jawa Barat
Sumber energi ini berasal dari panas yang ada di dalam perut bumi, khususnya berhubungan dengan keberadaan gunung api.
Teknisnya, air yang berasal dari hujan akan meresap ke dalam batuan di bawah tanah hingga mencapai batuan reservoir.
Air ini kemudian terpanaskan oleh magma yang menjadi sumber utama panas, dan berubah menjadi air panas atau uap panas (fluida thermal) dengan suhu sekitar 240-310°C.