Warga Jabar Pasti Tahu, 6 Upacara Adat di Jawa Barat: Tujuan dan Cara Pelaksanaan

Warga Jabar Pasti Tahu, 6 Upacara Adat di Jawa Barat: Tujuan dan Cara Pelaksanaan
Warga Jabar Pasti Tahu, 6 Upacara Adat di Jawa Barat: Tujuan dan Cara Pelaksanaan (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Warga Jabar pasti tahu, 6 Upacara Adat di Jawa Barat lengkap dengan penjelasan mengenai tujuan dan cara pelaksanaan.

Di Jawa Barat, terdapat sejumlah upacara adat yang masih dijaga dan dilestarikan hingga saat ini.

Setiap upacara memiliki tujuan dan cara pelaksanaan yang berbeda sesuai dengan jenisnya.

Baca Juga:Mirip Cangkul Garpu, Ini Dia Gacok Senjata Tradisional Khas Jawa BaratBeasiswa ITB Bandung Lebak Siliwangi Kota Bandung Jawa Barat

Berikut ini adalah nama, tujuan, dan cara pelaksanaan beberapa upacara adat di Jawa Barat:

1. Upacara Adat Saparan

Upacara Adat Saparan, juga dikenal sebagai syafaran, dilakukan oleh masyarakat Kampung Baru, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, khususnya untuk mereka yang lahir di bulan syafar.

Bulan syafar dipercaya sebagai bulan yang identik dengan aura negatif, sehingga orang yang lahir di bulan ini diyakini memiliki karakter kurang baik dan kurang beruntung.

Upacara adat Saparan bertujuan untuk menetralisir aura negatif tersebut dan menghindarkan orang yang lahir di bulan syafar dari hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Mereka juga berharap diberikan keselamatan dan keberkahan dalam kehidupan.

Pelaksanaan upacara adat Saparan melibatkan persiapan perlengkapan upacara di rumah masing-masing peserta, seperti nasi merah, ayam putih dan merah, nasi tumpeng teri, leupeut, kupat, tangtang angin, kue-kue, buah-buahan, dan tujuh macam bunga dalam wadah berisi air.

2. Upacara Adat Nenjrag Bumi

Upacara Adat Nenjrag Bumi banyak ditemukan di masyarakat Bandung.

Tujuan dari upacara ini adalah untuk menghindari ketakutan pada bayi agar tumbuh menjadi sosok yang pemberani.

Cara pelaksanaannya adalah dengan meletakkan bayi di atas lantai yang terbuat dari bambu terbelah.

Baca Juga:Kode Lokasi TV Digital Jawa BaratAjian Batara Karang dan Perbedaan Jenglot Dengan Batara Karang

Lantai bambu tersebut kemudian diinjak sebanyak tujuh kali sebagai terapi agar bayi tidak mudah ketakutan dan kaget.

Harapannya, saat dewasa, bayi akan menjadi sosok yang berani dan tidak mudah takut.

3. Upacara Adat Ngaruwat Bumi

Upacara adat Ngaruwat Bumi berasal dari bahasa Sunda “ngarawat” yang artinya mengumpulkan atau memelihara.

0 Komentar