sumedangekspres – 4 Wanita Belanda Membela, ternyata selain siluet Johannes Cornelis Princen, seorang tentara Belanda yang membelot dan berjuang mempertahankan Indonesia saat Perang Kemerdekaan, ada juga 4 wanita Belanda yang secara terang-terangan membela kemerdekaan Republik Indonesia.
Mereka adalah keluarga sosialis Kobus di Amsterdam, Belanda. Sejak awal, mereka dikenal mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia.
Mereka tiba di Indonesia dengan kapal Weltevreden, yang berangkat dari pelabuhan Rotterdam pada 6 Desember 1946.
Baca Juga:Intergasi Sosial Dapat Terwujud Dengan adanya?Peringatan Hut Ke 78 Kemerdekaan RI 2023 Mengajak Semarkan Indonesia Maju Dengan Kebersamaan
Kapal itu membawa pasukan Belanda, tetapi ada lebih dari 200 alumni Indonesia dan warga negara Belanda di dalamnya.
Dikutip dari berbagai sumber, salah satunya bbc.com, disebutkan bahwa sejak awal ketiga Kobus bersaudara ingin menetap di Indonesia.
Namun, rencana keberangkatan mereka berkali-kali tertunda karena kapal-kapal Belanda memprioritaskan pengerahan pasukan ke Indonesia untuk “menyelesaikan situasi” setelah Indonesia merdeka.
Kesempatan datang pada bulan Desember 1946 dan para wanita Kobus – Betsy, Annie, Miny dan Mien, ibu mereka, tidak melewatkannya. Di atas kapal ada teman mereka, Dolly, dan beberapa orang lainnya.
Mereka berlabuh di Tanjung Priok, Jakarta pada 1 Januari 1947.
Dijelaskan dalam buku Enkele Reis Indonesia karya Hilde Janssen, Dolly dan keluarga Kobus tidak sendirian.
Dari kapal itu ada 57 perempuan Belanda yang menikah dengan laki-laki Indonesia, 11 pemuda Belanda yang ingin ikut berjuang membela Indonesia, 12 orang Tionghoa, serta sekitar 200 alumni dan awak kapal dari Indonesia.
Setelah beberapa hari di Yogyakarta, mereka menghadiri acara penyambutan yang dihadiri oleh Presiden Soekarno. Dengan Tambang mereka, Kobus bersaudara berhasil menjangkau penyiar.
Baca Juga:Isi teks Proklamasi Kemerdekaan IndonesiaUnduh Logo Hut RI Ke 78 Kemerdekaan 2023
Milik saya seperti “menyerahkan” ketiga putri saya ke Indonesia melalui Presiden Soekarno, klaimnya.
Soekarno menepuk bahu Mien dan berkata: “Jangan khawatir. Kami akan mengurus mereka”.
Beberapa hari kemudian, Kobus bersaudara berangkat ke Jember. Di sana, Miny dan Annie bekerja untuk Palang Merah Indonesia. Sedangkan Dolly tinggal bersama suaminya di Solo.