“Belum lagi masalah pelecehan seksual. Minimal melalui kegiatan ini, anak-anak SMP bisa paham dan menjadikan ilmu ini sebagai benteng bagi mereka sendiri,” ungkapnya.
Masalah lain yang juga tengah marak saat ini adalah LGBT dan berkaitan erat dengan HIV/AIDS. Oleh karena itu, Asep berharap, kegiatan ini dapat dilakukan secara intens dan melibatkan SMP swasta. Bahkan perlu dilakukan di tingkat SMA juga melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar.
“Jangan merasa itu keren. Ini ada kaitannya juga dengan HIV/AIDS. Kita memberikan edukasi tentang pergaulan itu harusnya seperti apa. Jangan sampai terseret ke dalam pergaulan yang merugikan masa depan,” tegasnya.
Baca Juga:5 TAHUN JABAR JUARA, Gubernur Ridwan Kamil Umumkan Pemenang Tender TPPAS Legok Nangka5 TAHUN JABAR JUARA, WJIS 2023, Jawa Barat Tawarkan Proyek Infrastruktur Hijau dan Hilirisasi
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Hukum Setda Kota Bandung, Santosa Lukman Arief memaparkan, ada 10 sekolah yang terpilih untuk mengikuti lomba tersebut. Para peserta berasal dari SMP negeri di Kota Bandung tingkat kelas 8 dan 9.
“Satu sekolah sekolah 3 orang siswa, ditambah 2 cadangan jadi totalnya 5 orang siswa sebagai perwakilan untuk tiap sekolah. Keseluruhan pesertanya ada 50 orang yang mengikuti lomba cerdas cermat,” papar Santosa.
Ia menuturkan, pemilihan sekolah dilakukan pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Setelah itu hasilnya diberikan ke pihak Bagian Hukum untuk mengikuti lomba cerdas cermat.
“Kami berkoordinasi Disdik Kota Bandung, sehingga mereka yang melakukan seleksi. Kegiatan ini pernah dilakukan sebelum Covid-19. Setelah itu sempat vakum, dan sekarang kita mulai lagi mengadakan kegiatan ini,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Sebelum lomba, Kemenkumham memberikan penyuluhan terkait dengan HAM ke 10 sekolah ini.
“Tujuan acara ini agar anak-anak sekolah sejak dini memahami arti dari hak asasi manusia mulai dari hal yang sederhana. Misalnya cara mereka bertindak di sekolah tidak menimbulkan perundungan atau bullying. Sehingga mereka tahu sejak dini cara untuk saling menghargai, menghormati, dan peduli sesama teman,” akunya.
Untuk materi yang dilombakan, Pemkot Bandung juga berkoordinasi dengan Kemenkumham. Para peserta diberikan satu modul untuk mempelajari mengenai HAM. Setelah itu baru dilombakan.