Busana adat Jawa Tengah ini dilengkapi dengan kain atau kerudung blangkon dan selop atau sandal selempang.
3. Basahan
Pakaian adat Jawa Tengah selanjutnya adalah Basahan.
Biasa digunakan untuk acara pernikahan adat Jawa. Ini merupakan warisan dari salah satu kebudayaan Mataram.
Berbeda dari pakaian adat lainnya, Basahan identik tidak mengenakan luaran dengan riasan Paes Ageng Kanigaran.
Baca Juga:Tol Cisumdawu Makan Korban Lagi, Kecelakaan Terjadi di KM 185Bersiap! Ini 17 Jurusan Prioritas dan Jadwal Pendaftaran CPNS 2023
Pakaian tradisional ini juga dikenal dengan nama Dodot karena kedua mempelai biasanya mengenakan kain kemben panjang dan lebar yang biasa dinamakan kain Dodot.
Pada zaman dulu pakaian ini hanya boleh dikenakan di lingkungan kerabat Keraton.
Namun saat ini, pakaian adat Jawa Tengah tersebut dapat dipakai umum untuk menunjukkan identitas Jawa Tengah.
4. Surjan
Surjan adalah bentuk pakaian adat Jawa yang identik dengan motif lurik.
Biasanya dikenakan bagi kaum pria sebagai acara adat atau kebudayaan tertentu. Keunikannya, penggunaan Surjan terbatas untuk wilayah Yogyakarta.
Motif dasar Surjan utamanya adalah lurik, meskipun dapat pula bahan bermotif kembang-kembang.
5. Blangkon
Blangkon adalah hiasan kepala tradisional yang dibuat dari bahan kain batik yang dikenakan oleh pria Jawa.
Baca Juga:Sumedang Juga Punya ‘Patung Liberty’, Harus Diketahui Oleh Dunia!Ribuan Penari Sambut Ridwan Kamil Besok, Saksikan Penampilan Tari Umbul Pada Peresmian Kujang Sapasang!
Saat ini, Blangkon terkenal di kalangan wisatawan sebagai suvenir koleksi serta ciri khas budaya Jawa.
Keunikan tentang Blangkon adalah memadukan serban dari pakaian Islami dengan budaya Hindu, yang mencerminkan pengaruh Hindu dan Islam dalam budaya Jawa.
Pakaian adat Jawa Tengah ini memiliki empat jenis, tergantung dari asalnya. Ini termasuk jenis Yogyakarta, Surakarta, Kedu, dan Banyumas.
Tentunya semuanya memiliki bentuk yang berbeda-beda dengan ciri khasnya.
PKl Zahra Andani