Selanjutnya, pria yang pendidikannya S1, S2, dan S3 linier Ilmu Komunikasi itu menegaskan, perguruan tinggi harus merancang kurikulum yang berfokus pada pengembangan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Ini termasuk keterampilan teknis, kepemimpinan, kolaborasi, dan kemampuan berpikir kritis.
Selain riset murni, lanjut Dr Aqua Dwipayana, berinvestasi dalam penelitian terapan yang langsung berhubungan dengan solusi nyata untuk masalah industri dan masyarakat agar dapat meningkatkan relevansi riset dan inovasi.
“Mendukung pengembangan startup dan inovasi yang berasal dari kampus dapat membantu menghubungkan riset dengan implementasi praktis. Ini dapat menciptakan jembatan antara lingkungan akademis dan dunia bisnis. Perguruan tinggi seharusnya memiliki mekanisme untuk mengevaluasi dampak dari riset dan inovasi mereka. Ini dapat mencakup pengukuran kontribusi terhadap industri, masyarakat, dan ekonomi,” papar Dr Aqua Dwipayana.
Baca Juga:Tingkat Kemiskinan di Jawa Barat Paling Rendah, Ternyata Ekonomi Keumatan Jurus JitunyaPabrik Harus Nempel ke Rumah Susun
Besar sekali Manfaatnya
Dekan FPIK UB Prof Maftuch sangat berterima kasih kepada Dr Aqua Dwipayana karena memberikan tiga sesi sekaligus. Hal itu besar sekali manfaatnya buat jajarannya.
Rencana semula mengundang Dr Aqua Dwipayana ke FPIK UB hanya memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada mahasiswa baru. Jumlahnya lebih dari seribu orang.
Setelah Prof Maftuch diskusi sama Dr Aqua Dwipayana, hasil kesepakatannya sharing juga diberikan kepada para tendik dan dosen. Mereka butuh penyegaran di sela-sela aktivitasnya melayani para mahasiswa.
“Saya sangat bersyukur dan senang sekali sebab Pak Aqua berkenan datang ke FPlK UB serta mau memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi sebanyak tiga sesi. Semuanya mendapat “sentuhan” dari beliau,” ujar Prof Maftuch.
Kehadiran Dr Aqua Dwipayana ke kampusnya menurut Prof Maftuch sangat bermanfaat. Dia meyakini selain mampu menyemangati semua peserta sharing, juga dapat meningkatkan kinerja mereka.
Dalam beberapa kali pertemuan baik di Malang maupun di Yogyakarta, Prof Maftuch menceritakan kepada Dr Aqua Dwipayana tentang FPIK UB. Semua cerita itu masukan sangat berharga buat motivator kawakan tersebut.
Berdasarkan cerita termasuk data dari Prof Maftuch, Dr Aqua Dwipayana mengolahnya menjadi materi yang menarik. Sehingga saat presentasi semua yang disampaikannya mengena kepada peserta sharing dan menggugah mereka agar dapat berbuat lebih baik lagi.