sumedangekspres – Manfaat dan Kandungan Buah Kawista, buah kawista merupakan buah yang masih satu keluarga dengan jeruk. Buah ini memiliki nama ilmiah Limonia acidissima. Buah kawista dikenal juga dengan sebutan apel liar atau buah bael.
Buah ini dapat ditemukan mulai dari India bagian selatan hingga Asia Tenggara, khususnya di pulau Jawa dan Nusa Tenggara. Beberapa daerah di Indonesia mempunyai nama tersendiri untuk buah ini.
Di Aceh, buah ini disebut kelapa. Di bawah pemerintahan Kabupaten Rembang, buah ini dibuat menjadi sirup yang disebut sirup kawi. Warga Bima dan Dompu di NTB menyebutnya kawi. Buah ini juga banyak mengandung fitonutrien atau senyawa khusus tumbuhan, seperti flavonoid, asam fenolik, tanin, dan kumarin.
Berikut adalah manfaat buah kawista :
1. Menurunkan tekanan darah
Baca Juga:3 Rekomendasi Outfit Casual Untuk PriaRekomendasi Nihh Celana Abu Abu Cocok Dengan Baju Warna Apa ya?
Khasiat buah kawista berry juga mampu mengatasi tekanan darah tinggi. bahwa pemberian ekstrak buah ini pada tikus justru menyebabkan buang air kecil. Selain itu, konsentrasi natrium pada tikus diekskresikan melalui urin. Natrium adalah zat yang meningkatkan tekanan darah.
2. Meredakan diare
Pemanfaatan buah kawista sudah lama diketahui dapat mengobati gangguan pencernaan dan diare. Buah ini mengandung minyak atsiri yang kaya fitonutrien seperti flavonoid, sterol dan kumarin.
Bahan ini mempunyai kemampuan melawan beberapa bakteri penyebab diare dan disentri seperti Streptococcus faecalis, Escherichia koli, Shigella dysenteriae dan Enterobacter cloacae.
Meski demikian, sebagian besar penelitian masih menggunakan ekstrak minyak atsiri buah dan diuji di laboratorium tanpa mengamati langsung konsumsi buah pada penderita diare.
3. Mengendalikan gula darah
Penelitian menunjukkan bahwa buah ini mampu menurunkan gula darah pada tikus. Peneliti menduga kadar tanin, kumarin, dan flavonoid berperan dalam merangsang produksi hormon insulin atau hormon penurun gula darah.
Namun perlu diingat bahwa penelitian ini belum dilakukan pada manusia. Penelitian ini bahkan menegaskan efeknya tidak sebaik obat diabetes metformin.