Kehilangan Moral dan Akal Gara-Gara Uang

Kehilangan Moral dan Akal Gara-Gara Uang
Kehilangan Moral dan Akal Gara-Gara Uang (freepik.com)
0 Komentar

Masalah muncul saat uang menjadi pusat kehidupan, menggantikan nilai-nilai manusiawi.

Kekayaan dapat melengkapi atau merampas empati dan moral. Tergantung pada bagaimana seseorang menggunakan dan menghayati keberadaannya.

Uang dapat memberikan akses lebih besar terhadap dunia, tetapi juga bisa memisahkan kita dari realitas yang lebih luas.

Saat kita terlalu terpaku pada harta, kita mungkin cenderung mengabaikan penderitaan dan kebutuhan orang lain.

Baca Juga:Art Moments Jakarta 2023: Membuka Jendela Baru Bagi Seniman LokalKAWS: HOLIDAY Jogja, Niat Liburan Malah Jadi Liat Karya Seni

Namun, perlu diingat bahwa generalisasi dapat menyebabkan kesalahpahaman. Ada banyak individu kaya yang memiliki empati yang kuat dan melakukan banyak hal baik untuk masyarakat.

Begitu pula, ada individu dari lapisan ekonomi yang lebih rendah yang mungkin kurang berempati.

Intinya, uang adalah instrumen yang bisa membentuk jalan kita, tapi pilihan akhir ada pada tangan kita.

Keberlimpahan materi bisa menjadi sarana untuk berbagi kebaikan, atau bisa menjadi alat untuk memperkuat egoisme.

Yang penting adalah bagaimana kita menjalani hidup dengan kesadaran, empati, dan moral yang tetap terjaga, tanpa memandang berapa banyak uang yang kita miliki.

Seiring matahari terbenam, kita diingatkan bahwa kekayaan sejati tak terukur oleh angka di rekening.

Ia terukir dalam jejak kebaikan yang kita tinggalkan, dalam senyuman yang kita bagi, dalam rasa empati yang kita tunjukkan kepada sesama. Jadi, biarlah uang tetap menjadi alat, bukan tujuan akhir.

0 Komentar