Bandung Punya Sejarah: Menyelusuri Wisata Sejarah di Museum Konferensi Asia Afrika

Menyelusuri Wisata Sejarah di Museum Konferensi Asia Afrika
Menyelusuri Wisata Sejarah di Museum Konferensi Asia Afrika
0 Komentar

Pada awal 1955, gedung ini direnovasi untuk memenuhi persyaratan konferensi internasional oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan berganti nama menjadi Gedung Merdeka. Bangunan sekarang digunakan sebagai Museum Konferensi Asia-Afrika.

Sekilas Tentang Konferensi Asia-Afrika
Sepuluh tahun setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan, pada 1955, masyarakat Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah konferensi internasional yang bernama Konferensi Asia-Afrika.

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi Asia-Afrika membahas beragam diskusi tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin.

Baca Juga:Citarasa Kuliner Unik Bandung : Makanan Kaki Lima Terlezat Rasa Bintang 5 di BandungMenyelusuri Kebun binatang Bandung: Banyak Atraksi Hewan yang Menakjubkan

Konferensi tersebut melahirkan Dasasila Bandung yang menjadi pedoman bagi negara-negara jajahan dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Hal tersebut juga menjadi prinsip dasar dalam mempromosikan perdamaian dunia dan kerjasama internasional. Selain itu, ia juga berfungsi sebagai pernyataan politik yang berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia.

Berikut isi Dasasila Bandung:

Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil.
Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
(a) Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun; (b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.

Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.

Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.
Konferensi Asia-Afrika menjadi pedoman dan motivasi dasar bagi politik luar negeri Indonesia dan bagi negara-negara di Asia-Afrika. Kedua benua sepakat meningkatkan kerjasama antar negara, sehingga bersama membuat peran dan pengaruh mereka dalam kerjasama internasional menjadi lebih aktif dan lebih dihormati serta menciptakan kesadaran untuk memotivasi generasi muda.

0 Komentar