Ini adalah peraturan tak tertulis yang menyatakan bahwa bisnis harus beroperasi secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, terlepas dari posisi individu atau organisasi dalam masyarakat. Meskipun banyak orang memahami konsekuensi dari pelanggaran etika bisnis, tampaknya ada kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya etika bisnis. Kenyataannya, pengusaha yang tidak bertanggung jawab seringkali bertindak etis. Misalnya, dari sudut pandang lingkungan, perusahaan yang beretika adalah perusahaan yang tidak merusak lingkungan. Sebab jika suatu perusahaan merusak lingkungan dalam jangka panjang pasti akan timbul permasalahan.
Dampak terburuk akan terjadi di kemudian hari, rusaknya lingkungan bisa menjadi sumber bencana. Masih terdapat pelanggaran etika lainnhya yang sering ditemui, seperti pelanggaran etika terhadap karyawan, antara lain mengenai pengupahan, pesangon, jam kerja, dan lain-lain. Dalam perusahan yang beretika, karyawan kemungkinan besar akan berkomitmen terhadap perusahaan dan bahkan mungkin melampui ekspektasi serta menjadi lebih inovatif, sehingga mengunutngkan perusahaan. Sebaliknya perusahaan yang beretika adalah perusahaan yang mengurangi kemungkinan pemecatan atau pemecatan karyawan. Khususnya diera digital saat ini, potensi permasalahan etika bisnis telah diidentifikasi termasuk korupsi, pencurian, pemaksaan, intimidasi, penipuan, dan diskriminasi. Diera digital, penipuan dapat berupa manipulasi keuntungan dan manipulasi informasi. Begitu pula dengan pencurian data pribadi melalui platform digital.
TINJAUAN PUSTAKA
Etika berasal dari kata Yunani ethos (jamak – ta-eta) yang berarti adat istiadat. Etika mengacu pada kebiasaan hidup yang baik baik bagi individu maupun masyarakat. Etika berarti nilai-nilai, kebiasaan hidup yang baik, aturan-aturan hidup yang baik, dan segala adat istiadat yang dipatuhi dan diwariskan dari orang ke orang atau dari generasi ke generasi. Pengusaha dan organisasi bisnis yang tidak berperilaku etis akan mempunyai citra negatif di masyarakat, yang cepat atau lambat akan berdampak buruk pada perusahaan itu sendiri. Penyebabnya adalah arus informasi dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, serta pesatnya penyebaran segala bentuk kegiatan yang berkonotasi negatif.
METODE PENELITIAN
Baca Juga:Adu Wawasan Menjadi Bintang SantriKPPS Gelar Aksi Damai Bela Palestina
Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif, dimana penulis mengolah data bisnis digital menjadi data yang lebih detail. Tujuan artikel ini adalah untuk fokus pada pencapaian tujuan strategis tertentu dalam konteks transformasi bisnis digital, yang ditetapkan dan diprioritaskan dalam strategi bisnis digital perusahaan multi-bisnis yang sukses.Bisnis di era perkembangan ekonomi digital adalah untuk memeriksa risiko pelanggaran etika.