sumedangekspres– Hasil survei nama Ganjar dan Prabowo bersaing ketat, pada tahun 2024 akan ada pemilihan umum untuk menentukan siapa presiden Indonesia yang akan menggantikan presiden Jokowi. Persaingan sangat ketat dan amat sulit ditebak siapa yang akan jadi presidennya!
Hasil survei menunjukkan nama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat di puncak elektabilitas. Sementara itu, Anies Baswedan belum menunjukkan pergerakan suara yang signifikan selama delapan bulan terakhir.
Sejak April 2021, nama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan sudah diperhitungkan publik untuk masuk ke dalam kontestasi nasional pada Pemilihan Presiden 2024. Hingga saat ini, nama mereka selalu masuk ke dalam posisi tiga besar survei elektabilitas.
Baca Juga:Apa penderita OCD bisa sembuh? Gangguan mental yang dialami Aliando!Pernah gagal menikah: Ayu Ting-Ting buat perjanjian pra-nikah!
Elektabilitas Ganjar tercatat di angka 24,9 persen, Prabowo 24,6 persen, dan Anies Baswedan 12,7 persen. Perolehan Ganjar kembali naik setelah pada Mei 2023 turun ke angka 22,8 persen. Posisi keterpilihannya kian mendekati elektabilitas pada Januari 2023 yang 25,3 persen.
Sempat tertinggal 1,7 persen dari Prabowo pada Mei 2023, kini Ganjar unggul tipis 0,3 persen. Meskipun tidak terlalu signifikan, tren kenaikan ini dapat berpengaruh pada pergerakan politik ke depan, apalagi selama tiga bulan terakhir nyaris tak ada pergerakan suara yang signifikan pada Prabowo.
Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat di puncak elektabilitas.
Elektabilitas Prabowo tercatat hanya naik 0,1 persen dari Mei 2023. Namun, dinamika politik yang terjadi pada pertengahan Agustus 2023 dengan masuknya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) ke kubu Prabowo, dan keluarnya PKB dari Koalisi Indonesia Maju pada akhir Agustus, akan berpengaruh pada pergerakan politik ke depan.
Sementara itu, Anies Baswedan masih tertinggal dari dua nama teratas yang sudah dideklarasikan untuk maju sebagai capres. Sejak mencapai kenaikan cukup tinggi pada Oktober 2022 (16,5 persen), Anies tak lagi bergerak naik, bahkan cenderung turun. Sosok yang diusung oleh Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) ini pada berbagai sisi demografis pemilihnya memang tak menunjukkan perkembangan.
Masuknya PKB ke dalam koalisi diperkirakan berpengaruh pada pergerakan suara Anies ke depan. Namun, kecamuk dalam penunjukan Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres Anies yang mengakibatkan Partai Demokrat hengkang dari koalisi berpotensi mengerem laju elektabilitas Anies.