sumedangekspres- Karangbungur Saksi Bisu Perjuangan Pahlawan- Komandan Kodim (Dandim) 0610/Sumedang Letkol Kav Christian Gordon Rambu MSi (Han) meresmikan pembangunan Monumen Pejuang 1948 di Desa Karangbungur Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, baru-baru ini.
Monumen ini dibangun di Desa Karangbungur karena di daerah ini terjadi pertempuran yang hebat pada Jumat (2/2/1948) sekitar pukul 09.00 WIB. Berdasarkan cerita sejarah, awalnya saat itu datang pasukan pesawat terbang jenis capung (dalam istilah Sunda) berkeliling melingkari Desa Karangbungur lebih dari tiga kali. Setelah pesawat capung pergi, kemudian datang pesawat terbang jenis lain mengeluarkan kembang api di atas Desa karangbungur. Dua pesawat terbang itu menembaki jalan.
Beberapa menit kemudian, Belanda datang menyerang dari sebelah timur. Sementara, sebagian tentara pimpinan Mayor S Hadi telah keluar dari Desa Karangbungur memasuki hutan, agar pertempuran terjadi di hutan.
Baca Juga:Perangi Kemiskinan dan KebodohanWarga Desak Ganti Rugi Proyek Tol
Namun, tentara pasukan Mayor Sentot belum sempat keluar dan terpojok di ujung pertahanan, tepatnya di sebelah barat, atau di kebun Aki Narya. Saat itu, banyak tentara yang gugur di sana.
Sementara, masyarakat yang bersembunyi di parit sawah di hujani peluru oleh tentara Belanda yang datang dari sebelah timur. Banyak korban yang luka-luka diantaranya Bapak Halim dan anaknya Ibu Salafi. Ada juga yang ditawan dan disiksa oleh tentara Belanda. Diantaranya, Bapak Jamal sampai meninggal dunia. Saat serangan Belanda tanggal 2 Februari 1948 kerusakan rumah penduduk kurang lebih 80 persen.
Pada saat serangan kedua, pada tanggal 19 Februari 1948, semua rumah panggung atau yang terbuat dari kayu habis terbakar, hanya rumah-rumah yang terbuat dari tembok yang tersisa. Diantaranya hanya ada rumah Bapak Jaksa. Kemudian, korban yang meninggal dikumpulkan di teras rumah bapak Pasir.
Dandim 0610/Sumedang Letkol Kav Christian Gordon Rambu M.Si(Han) mengatakan, pahlawan sejati adalah mereka yang berjuang dengan keikhlasan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Bahkan, rela berkorban jiwa dan raga.
“Para pahlawan tidak butuh dikenal di dunia. Mereka akan sangat terkenal nanti di akhirat. Sebab ketulusan dan keikhlasan saat berjuang melawan penjajah telah membawa seluruh rakyat Indonesia bisa menikmati kemerdekaan seperti saat ini,” katanya dalam sambutannya.