Dr Aqua Dwipayana: Modernisasi Kelembagaan dan Peningkatan Teknologi Menjadi Syarat Penting Penguatan Peran PT PFN dalam Industri Film Nasional

Dr Aqua Dwipayana: Modernisasi Kelembagaan dan Peningkatan Teknologi Menjadi Syarat Penting Penguatan Peran PT PFN dalam Industri Film Nasional
Dr Aqua Dwipayana: Modernisasi Kelembagaan dan Peningkatan Teknologi Menjadi Syarat Penting Penguatan Peran PT PFN dalam Industri Film Nasional
0 Komentar

Dr Aqua Dwipayana yang ketika itu kelas 2 SMA dan berumur 16 tahun, datang ke Pusat Produksi Film Negara (PPFN) untuk silaturahim ke Direkturnya Brigjen TNI Gufron Dwipayana. Pejabat kepercayaan Presiden Soeharto itu adalah teman almarhum orang tuanyaa, Syaifuddin.

Nama belakang motivator kawakan itu diambil dari nama belakang Gufron Dwipayana. Bapaknya kagum dengan keteladan Dipo, panggilan akrab Gufron. Sehingga saat putra sulungnya lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 23 Januari 1970, minta izin kepada jenderal yang rendah hati tersebut untuk memberikan namanya.

Saat mereka ketemu di kantor PPFN, Dipo memberi banyak nasihat kepada Dr Aqua Dwipayana. Juga sejumlah uang sebagai bekal untuk keliling Indonesia.

Baca Juga:Simpay Panaratas Paraguna dan Smansa Sumedang Siap Tampil di PrancisKurang Hati-hati Saat Pasang Bendera Parpol, Dua Pria Tersengat Listrik, Salah satunya Alamim Luka Bakar

“Aqua rajin belajar ya. Selalulah berusaha secara optimal untuk mewujudkan semua cita-cita Aqua. Hati-hati selama dalam perjanan keliling Indonesia,” pesan Dipo kepada Dr Aqua Dwipayana yang waktu itu selama 2 bulan 3 hari mengunjungi berbagai provinsi di Indonesia.

Mantan wartawan di banyak media itu beberapa bulan kemudian dapat kamera merek Yashica dari Presiden Soeharto yang dikirimkan oleh Dipo mewakili presiden yang sekitar 32 tahun memimpin Indonesia. Pemberian hadiah itu diumumkan saat upacara di SMA Negeri 2 Pematang Siantar tempat Dr Aqua Dwipayana sekolah.

Perkembangan PT Produksi Film Negara (Persero)
PT Produksi Film Negara (Persero) atau biasa disingkat menjadi PFN, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang perfilman. Perusahaan ini salah satu perintis industri film di Indonesia. Memulai sejarahnya dari Java Pacific Film (JPF) yang didirikan oleh Albert Balink di Batavia pada tahun 1934.

Pria kelahiran Belanda itu, seorang jurnalis sekaligus sutradara yang banyak berkarya di Hindia Belanda. Seiring kemerdekaan Indonesia, Java Pacific Film pun dinasionalisasi jadi perusahaan milik negara. Nama Java Pacific Film pun diubah jadi Berita Film Indonesia (BFI).

Sejak tahun 1946 sampai 1949 saat masih bernama Berita Film Indonesia, BFI telah membuat 13 film dokumentasi dan berita mengenai berbagai peristiwa di awal kemerdekaan Republik Indonesia. Yang diabadikan antara lain Pekan Olahraga Nasional I di Surakarta (1948), Peristiwa Pemberontakan PKI Madiun (1948), Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II, perundingan di atas kapal Renville dan di Linggajati, serta upacara penyerahan kedaulatan Indonesia di Den Haag, Belanda, 27 Desember 1949.

0 Komentar