Produksi Minyak Pertamina menyusut: Apa yang terjadi sebenarnya?

0 Komentar

sumedangekspres-Produksi Minyak Pertamina menyusut,

Produksi Minyak Pertamina Susut, ESDM Beberkan Sebabnya Pertamina memproyeksikan produksi minyak mentah domestik hingga akhir 2023 hanya berada di level 417.000 bopd, lebih rendah dari target 2023.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Noor Arifin menuturkan, terkoreksinya capaian produksi Pertamina sebagian besar disebabkan karena adanya kebocoran pada pipa milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES). “OSES karena ada pipa bocor,” kata Noor saat dikonfirmasi.

Adapun, 57% fasilitas instalasi migas pada Blok OSES berusia di atas 30 tahun. Saat ini, PHE OSES telah mulai melakukan perbaikan dan pergantian besar-besaran dari blok migas bekas kelolaan CNOOC Limited. Pertamina mengambilalih pengelolaan Blok OSES pada 6 September 2018.

Baca Juga:Negara dengan kekuatan Militer lebih besar dari Israel: Mayoritas muslim, apa ada negara Indonesia?Cara mengatasi tembok lembab kala musim hujan tiba

Saat itu, PHE OSES menggunakan kontrak kerja sama bagi hasil gross split, dengan kumulatif produksi sampai dengan 31 Desember 2022 sebesar 1.484,41 ribu barel minyak (MMBO) dan gas mencapai 1.335,35 miliar kaki kubik (BCF).

“Sedangkan untuk EMCL karena naiknya gas oil ratio (GOR), sementara kapasitas penanganan gas di surface terbatas,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memproyeksikan produksi minyak mentah domestik hingga akhir 2023 hanya berada di level 417.000 bopd, tidak berbeda dibandingkan realisasi sepanjang 2022.

Adapun, outlook produksi minyak dalam negeri akhir tahun ini jauh lebih rendah dari target produksi di dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP) 2023 yang dipatok mencapai 442.000 bopd.

Secara keseluruhan, target produksi minyak pada RKAP 2023 ditetapkan sebesar 595.000 bopd, dengan asumsi tambahan produksi dari aset luar negeri sebanyak 139.000 bopd.

0 Komentar